Misalnya, kita ngerti, paham, tau dalil, bahkan udah hafal diluar kepala mengenai pergaulan laki-laki dan perempuan. Entah kenapa contoh dari hal ini selalu yang paling gampang diingat. Tau pegangan tangan laki-laki sama perempuan yang bukan mahrom tuh haram, atau dua-duaan, atau becandaan, atau mesra-mesraan dalam berbagai media, itu juga haram. Tapi kadang alasan yang dikemukakan tuh nggak banget, “Dia kan belum ngerti kalo ditegasin.”
Orang lain nggak ngerti syari’at yang kita jalanin nggak boleh menjadikan kita nggak melaksanakan syari’at itu, karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu bukan karena Allah itu termasuk syirik…
Ketika orang lain nggak ngerti syari’at, maka dakwahkan itu dengan mencontohkannya. Kita menyesuaikan penyampaian kita pada orang yang mau kita dakwahi, tapi bukan dengan bersikap longgar dalam melaksanakan syari’at itu sendiri. Kalo kita paham ya laksanakan. Jangan sampe orang awam menganggap hal yang wajib sebagai bukan wajib gara-gara kita yang ngerti ngelaksanainnya setengah-setengah, musiman, timbul tenggelam...
No comments:
Post a Comment