Salah seorang temenku yang awam dan menganggap ikhwan-ikhwan itu sholih, langsung menunjukkan wajah kecewa dan berkata, “Koq cantik sih?”...
Aku Insya Allah ngerti banget maksud kata-kata temenku itu. Temenku itu, walau dia bilang gitu, dia sama sekali nggak jelek. Bahkan aku yakin yang ngeliat dia sekilas pun mungkin akan langsung suka. Tapi dia nggak ingin dipilih karena kecantikannya, karena mungkin di pikirannya bukan laki-laki yang sholih yang memilih calon istri hanya karena kecantikannya. Yah, begitu juga yang ada di pikiranku.
Mungkin temenku itu kecewa juga. Di pikirannya, mungkin, ikhwan-ikhwan yang tampak sholih itu mestinya memilih bukan karena kecantikan seorang, nggak menjadikan cantik atau tidak sebagai patokan.
Kadang dalam hati aku muncul rasa khawatir dengan nasib para perempuan yang memang Allah titipi wajah yang tidak terlalu cantik. Jika ikhwan-ikhwan yang (kelihatannya) sholih memilih atas dasar cantik atau tidak, lantas para perempuan shalihah yang kurang cantik nanti akan jatuh ke tangan siapa? Laki-laki bejat-kah? Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan... Gimana pula nasib generasi Muslim selanjutnya? Mereka “dipilihkan” ibu yang cantik (saja), padahal yang mereka butuhkan adalah ibu yang shalihah... Seakan anjuran Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam untuk memilih calon istri dengan mengutamakan agamanya menjadi saran belaka.
Yah, aku nggak tau apa yang ada di pikiran orang yang menginginkan istri cantik (saja). Tapi ya harapanku mereka udah siap dengan konsekuensi yang datang di kemudian hari, terutama konsekuensi untuk mengajarkan banyak sekali hal mengenai dienul Islam ini pada sang istri cantik (saja)...
No comments:
Post a Comment