Ternyata, menerima nasehat juga perlu belajar dan penuh pembelajaran ya...
Pertama, belajar menghargai yang ngasih nasehat. Ya, kadang emang sih orang yang ngasih kritik sama ngasih nasehat nggak ada bedanya. Tapi ya lumayan lah ada yang ngingetin, diluar itu bener atau nggak. Walau kadang gondok, eneg, pengen nyangkal, merasa nggak butuh, sebel, kesel, tersinggung, (sudah... sudah...) doain aja semoga si penasehat ikhlas.
Kedua, belajar melihat diri sendiri. Ternyata diri kita itu nggak sempurna lo. Sengaja atau nggak, pernah kita melakukan kesalahan. Nah, ternyata kekurangan yang kita miliki itu jadi ladang pahala buat orang lain.
Ketiga, belajar memilah nasehat. Orang yang nggak pernah dapet nasehat ya gimana belajar untuk milih nasehat mana yang mesti dilakukan mana yang nggak. Nggak semua orang nasehatin sesuai dengan syari’at. Yang nggak sesuai syari’at mah nggak usah diturutin...
Keempat, belajar melihat siapa yang benar-benar teman kita. Seorang teman yang sayang sama kita, dia ingin kita terus memperbaiki diri supaya lebih syar’i. Dan seorang teman ketika tau kekurangan temannya akan memberi saran sesuai syari’at agar kita lebih baik.
Kelima, belajar mengetahui siapa yang peduli dengan keadaan iman kita. Seorang teman sejati akan menyadari bahwa dirinya hanya berteman dengan manusia biasa, seperti dirinya. Kekurangan dalam sisi manusia akan banyak ditemui, tapi dia akan tau sisi yang paling penting untuk diperbaiki, yaitu bagaimana temannya tetap beriman dan bertaqwa, tetap ikhlas dan ittiba’, serta tetap taat kepada Allah.
Keenam, belajar mengetahui siapa saja teman yang merasa dirinya perfect. Orang yang merasa dirinya sempurna biasanya melakukan banyak jurus untuk menyangkal atau menolak nasehat, bahkan sebelum sebuah kata terucap. Mulai dari pura-pura mendengar, sampe langsung ngacir begitu ketemu orang yang pernah nasehatin dirinya. Bahkan, orang yang “feel so perfect”-nya udah akut, biasanya bisa sampe marah jika diingatkan.
Yah, inilah yang aku pikirkan tentang nasehat-menasehati. Sekalian curhat colongan, hehehehehehe...