Aku seneng banget nemu tulisan ini karena ternyata ada yang pikirannya sama denganku. Aku merasa dibela (hehehe...) karena selama ini aku dianggap aneh dengan prinsip semacam itu. Aku senang...
Aku paling suka kata-kata ini,
Kesimpulan ini bukanlah suatu hal yang aneh, karena seorang wanita yang berani untuk berkenalan dengan lelaki dan bercanda dengannya lewat telepon serta berjalan-jalan dengannya sekehendak hati adalah “wanita murahan”... Bukan hanya di mata orang beragama saja, bahkan di mata para pemuda nakal sendiri... Kalau Anda bertanya kepada kebanyakan pemuda tersebut, Anda akan mendapatkan jawaban yang sama: “Siapa yang dapat menjamin kalau dia tidak akan berkenalan dengan lelaki lain setelah aku menikahinya?”.
Aku seneng karena bukan aku yang ngomong, tapi tepat banget kata-katanya seperti yang aku inginkan. Aku bukan mau menyudutkan kaumku sendiri, tapi kenyataannya, aku pun melihat telepon, SMS, Internet, kadang jadi alat untuk melakukan hal semacam itu.
Aku juga seneng karena tulisan ini nggak menyudutkan kaumku, karena para laki-laki pun semestinya menggunakan satu takaran, bukan dua takaran. Yang aku pahami mungkin maksudnya adalah standar ganda. Dia menganggap wanita yang ngobrol atau jalan-jalan dengan lelaki ajnabi (asing) sebagai wanita murahan, tapi dirinya sendiri nggak dianggap laki-laki murahan dan menginginkan wanita yang tidak seperti itu kalo mau menikah nantinya. Tapi aku yakin, seorang gadis yang terjaga akan Allah jodohkan dengan jejaka yang terjaga pula... Kalo laki-laki itu tukang kenalan, tukang becanda dengan wanita asing, bukankah pantasnya mendapatkan yang seperti itu juga?!
No comments:
Post a Comment