Dinukil dari Madarijus Salikin,
“Jika engkau tertimpa musibah maka bersabarlah terhadapnya, sebagaimana kesabaran yang diperintahkan oleh Dzat Yang Maha Mulia, Yang lebih tahu terhadap dirimu...
Jika engkau mengeluh kepada anak Adam, sesungguhnya engkau mengeluhkan Ar-Rahim (pemberi rahmat yakni Allah) kepada orang yang tidak memberi rahmat.”
(Disalin dari buku Nasehatku untuk Kaum Wanita, Ummu Abdillah Al-Qadi’iyyah)
Beda loh, antara mengeluh pada Allah dan mengeluhkan Allah. Mengeluhkan Allah tu ya seperti itu, nggak terima atas ketentuan Allah yang menimpa kita, pada hal besar ataupun kecil.
Emang terkadang lisan secara reflek mengeluh. Kadang ketika tertimpa sakit, tertimpa musibah, ketika cuaca panas, dan sebagainya. Sakit sedikit (atau banyak), langsung berkata, “Aduh... Sakit...”. Tertimpa musibah, langsung berkata, “Sial!” atau bahkan cacian lain. Padahal Allah yang Menciptakan segala keadaan. Trus ketika hujan atau panas, kadang lisan berkata, “Aduh, panas banget sih...”, “Aduh, kok hujan sih?”
Masya Allah...
Memang sulit menjaga lisan, tapi bukan berarti tidak bisa. Jangan sampai lisan kita kotor oleh keluhan. Banyak cara yang bisa dilakukan supaya nggak mengeluh.
Ketika sakit, carilah sesuatu yang bisa disyukuri sehingga diri akan malu untuk mengeluh. Sekali lagi, ini memang sulit, tapi bisa dilakukan. Just take your medicine, doing something to relieve the pain, karena mengeluh nggak akan mengurangi rasa sakit.
Pengalamanku, aku lebih sering kasihan sama orang yang kuat, tegar, nggak mengeluh, dibandingkan dengan orang yang sakit sedikit ngeluhnya lebay...
Ketika tertimpa musibah, ucapkanlah “Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun...” It’s so much easier than complaining.
Ketika udara panas, ya udah sih... Masih bisa jalan kan? Masih bisa nafas kan? Ketika hujan, masya Allah... Hujan kan rahmat dari Allah... Koq dikeluhkan sih...
Ayo kita belajar bersabar dan saling mengingatkan dalam kesabaran...
No comments:
Post a Comment