Monday, December 24, 2007

Pusing Gara-Gara Virus...

Menyebalkan...

kenapa sih ada aja orang iseng yang bikin virus... Nyusahin aja... Namanya orang kena virus komuter ternyata bisa sampe kehilangan nilai, kehilangan kerja, bahkan mungkin lainnya yang lebih penting... Kemana sih pikiran yang pada bikin virus... Udah ke-delete kali ya pikirannya?!?!?!

Sebel banget tau!

mau jinak, apalagi ganas, tetep aja nyusahin...

Wahai orang-orang yang dizholimi para pembuat virus, doakan mereka semoga mereka dapat hidayah. Atau kalau mereka nggak mau, semoga mereka cepet ketangkep...

Saturday, December 08, 2007

Dua Renungan

Semua yang ada di dunia ini akan diminta pertanggungjawabannya. Seorang manusia tidak akanlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang Allah titipkan mulai dari anggota badan, rizki, pasangan hidup, anak, dan yang paling berat adalah waktu. Ketidakberuntungan orang lain terkadang tidak membuat seorang manusia berpikir, betapa beruntungnya ia. Bahkan kadang seorang menangis dan marah atas kehilangan yang dialaminya. Padahal, justru Allah telah mengambil kembali titipan-Nya dan sang manusia tersebut telah selesai dari tugasnya menjaga amanah Allah...

Seorang lebih sering bertanya "Mengapa ini itu tidak boleh?!" Padahal yang Allah halalkan baginya lebih banyak dari apa yang Allah haramkan. Bahkan sekarang ini banyak yang berani bertanya, "Ya Allah, mengapa Engkau melakukan ini dan itu kepadaku?!" karena kesal atau bahkan dalam sandiwara. Padahal, manusialah yang akan ditanya oleh Allah atas apa-apa yang dilakukannya di dunia...

Wednesday, December 05, 2007

Announcement (bener nggak nulisnya kayak gini)

Temen-temen, doain ya pertengahan 2009 ana bisa menemukan seorang untuk jadi pendamping hidup (hahahahaha...) doain tapi nggak usah nyariin deh... Nggak tau siapa, tapi semoga ana bisa ikhlas, doain aja biar ana ikhlas...

Wednesday, November 07, 2007


"Aduh, Bu... Anaknya koq makan semangka segede itu?"
"Maklum, dia lagi haus..."
"Aduh, Bu, koq gedean semangkanya ya, Bu...?"

(Garinknya...)

Let's Try to Accept It

Kadang, kata ini bikin orang panas dingin meriang nggak karuan, apalagi akhwat 9ikhwan juga ada kali)

Ta'addud liz zaujih

Poligami...

Wuih, rame ni kalo ngomongin ini.

Suatu hari ana nanya ke temen akhwat, kalo ana pengen nanti suami ana nikah lagi, ana normal apa nggak?

Alih-alih jawab pertanyaan, ana malah ditanya, "Emang nggak cemburu?"

Ana jawab "Ya iya lah...!"

Ana bingung kenapa banyak yang anti sama hal ini. Emang sih ana juga nggak ngebayangin kalo sampe ntar beneran. Tapi bukannya Rasul seneng ya kalo ummatnya banyak? Trus, emang pasti nggak bahagia ya kalo ada istri lain mendampingi suami?

Ana nggak ngerti sama yang nggak nerima hal ini...

Tapi, walau dari dalam hati pengennya I'm the only one, tapi kalo Allah menghendaki mah, teu kunanaon... Asal mampu.

Masalah adil mah, tanggung jawab si suami sama Allah. Kalo zhalim kan dosa dia (hehehe...)

Udah dulu. Semoga kita semua bisa menjadi manusia-manusia yang berakhlaq baik terhadap hukum Allah... ^o^

Sunday, October 21, 2007

Hanya Allah yang Tahu...

Ana sedih banget...
Ga tau kenapa...
Mungkin kebanyakan dosa dan lalai...

Pengen pergi ke suatu tempat...
Dan berharap masih bisa kembali untuk meneruskan hidup ini...

I Want to...


I want to go somewhere... To cry alone... Without anyone ask me the reason I cry...

I just want to be relax, I want to think about what I've done, what I've choose, who I am now...

I want to lay down on a wide green field, alone, and alone...

Only between me and Allah...

Under the blue sky...

Tell Him...

My heart is feeling blue...

Without anyone's thought about me...

Without anyone's comment about me...

Saturday, October 06, 2007

Tuesday, September 18, 2007

How are you My Heart?

It’s blooming…

The burden release…

The wound relieve…

Like looking to the painting of the blue mountain…

Feel cool…

Feel free…

I can take the deep breathe…

Bi idznillaah…

Alhamdulillah ‘ala kulli hal…

Help Me...

Tolongin ana dong...

Gimana cara ngilangin gagap...

Ana sekarang agak gagap...

Kalo lancar ngomong kadang nadanya nggak jelas...

Gara-garanya sih jarang bicara...

Hiks...

Kan malu...

Eh, kayaknya gara-gara keseringan SMS juga deh...

Huuuuaaaaaaaaaa...!

Hilangkan Penyakit Pelit

Pelit itu penyakit...

Ana dikasih tau Ustadz, tapi kata ustadz itu perkataan siapa ana kurang inget...

Padahal, semua yang kita infaq-kan, akan kembali lagi untuk kita...

Buat beli pulsa seminggu 10ribu kayaknya biasa aja... (buat yang pake kartu JEMPOL)

Yang lain kurang tau, kayaknya lebih mahal ya...

Tapi kalo mau infaq juga liat-liat. Jangan sampe nyumbang gede buat kegiatan bid’ah, na’udzubillah...

Kalo udah jelas, kenapa ragu...

Emang perlu contoh, dan alhamdulillah, ana pernah lihat sendiri kawan yang mau mengorbankan hartanya untuk kepentingan ummat (walau emang temen tersebut berasal dari keluarga berada).

The point is a bravery to sacrifice and trust Allah that He will give us compensation of what we’ve spent...

Mari kita berinfaq... Dan jangan takut miskin... Dan tetep ikhlas dan ittiba’!!!

Masya Allah...

Malam Ramadhan, baru kali itu ana mimpi aneh...

Ana mimpi duduk bertiga sama temen akhwat dan seorang ikhwan.

Ikhwannya terlihat sangat nyata...

Tapi temen ana nggak tau siapa ^u^

Masa ana mimpi tangannya kepegang ikhwan?!?!

(Walau mimpi, ana masih inget untuk segera narik tangan biar ga kepegang lagi... ^o^)

Mana ikhwannya bilang “Neng, kalo ada masalah ceritain ya...”

Dan ana mimpi ana itu nangis...

Ana emang lagi ada masalah, tapi nggak darurat sampe harus cerita ke ikhwan...

Pas bangun sampe sekarang ngetik malemnya... (malem 17 September...)

Ana masih senyum-senyum, hehehe...

Dan alhamdulillah, rasanya beban di hati plooooong banget!

Alhamdulillah, qadarullah, ana nggak ketemu ikhwan benerannya...

;p

Ya Allah, walau ana nggak suka ikhwan itu, ana seneng udah mimpi kayak gitu dan dicukupkan untuk merasa senang dengan mimpi kayak gitu...

The point is feeling secure and cared...

Dan Engkau memberi hamba ketenangan dari jalan yang tidak pernah hamba sangka...

Ya Allah, hamba hanya minta yang terbaik untuk hamba...

Wednesday, September 12, 2007

No Searching by Ourselves

Kata UB (yang suka ngaji di Balairung Fahutan XXX pasti tau siapa UB)...

Akhwat itu jangan cari ikhwan sendiri, trus jangan mengharap seorang tertentu jadi pasangan hidup kita nanti...

---

Kalo gitu...

Tahun depan...

Insya Allah ana akan minta tolong lagi sama orang-orang yang ana percaya untuk cariin calon Abu Maryam...

^o^

Doain!

Monday, September 10, 2007

Rusak!

Subhanallah...
Waktu tugas bejibun...
Waktu butuh banget komputer...
Qadarullah wa maa syaa a fa'ala...

RUSAK...

Hiks...

I wonder why...

Doain ya...

Saturday, September 08, 2007

Lurus Saja!

MENYIKAPI PERANG SAUDARA

Ketika Ismail (3) sedang asyik bermain dengan mainan barunya, tiba-tiba Husna (2), adiknya, merebutnya dengan paksa. Ismail berusaha mempertahankan mainannya tetapi Husna pun tetap ngotot mencengkeramnya. Karena jengkel, sang kakak pun ambil jalan pintas dengan memukul adiknya keras-keras.

Ismail tentu tak bisa disalahkan bila mempertahankan mainannya sekuat tenaga. Sedangkan Husna pun, dalam kaca mata orang dewasa dianggap tak salah karena memang belum mengerti. Sifat egosentrisnya masih terlalu besar sehingga ingin memiliki barang apa saja yang mereka sukai. Akan tetapi di mata kakaknya (yang juga masih kecil), adiknya jelas-jelas salah karena merebut mainan miliknya. Anak sekecil Ismail belum paham terhadap sifat egosentris yang dimiliki adiknya, bahkan juga masih dimilikinya. Yang ia pahami bahwa mainan itu adalah miliknya dan ia berhak mempertahankannya.

Menghadapi hal tersebut, kadang ibu tak tahan dengan tangis adik, kemudian langsung menyuruh kakaknya mengalah. Kebijakan seperti itu jelas berat sebelah, karena kurang menghargai pola pikir kakak yang masih kecil juga.

Jika ibu memaksa kakak untuk selalu mengalah, banyak akibat negatif yang akan terjadi, seperti:

1. Kakak merasa dirinya tak memiliki harga diri di mata ibu.

2. Adik tak pernah belajar mengetahui hal yang benar.

3. Kakak menyimpan dendam pada adik dan membalasnya nanti jika ada kesempatan.

4. Jika terjadi perkelahian lagi, adik cenderung mengandalkan tangisnya untuk mengadu kepada ibu agar dibela.

Lalu, bagaimana tindakan yang seharusnya dilakukan oleh ibu/orang tua? Ibu yang bijaksana akan mencoba memahami pertengkaran ini dengan melihat persoalan dari kaca mata kedua pihak, yaitu dengan memahami bagaimana perasaan adik, juga perasaan kakak.

Beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya:

JANGAN SALAHKAN SATU PIHAK

Memang kakak bersalah karena memukul adiknya keras-keras, dan adik pun salah karena merebut mainan yang bukan miliknya. Karena itu, jangan hanya menyalahkan salah satu pihak. Jika ibu sedang emosi, lebih baik ibu menahan diri dengan diam. Jika tidak kuat diam, menyalahkan kedua pihak sekaligus masih lebih baik daripada hanya menyalahkan salah satunya.

Pertengkaran kakak dengan adiknya adalah satu perkembangan wajar, sesuai dengan fase perkembangan psikologis mereka. Sangat sulit untuk menemukan siapa sebenarnya yang menjadi biang keladi pertengkaran, karena semua merasa benar. Apalagi pola berpikir ibu, kakak, dan adik sangat berbeda, sesuai dengan fase perkembangan usia. Jadi arti kebenaran menurut kakak, adik, serta ibu pun kerap berbeda. Maka adalah sulit untuk menemukan siapa yang salah, dan tindakan itu pun tak perlu dilakukan.



JANGAN PAKSA KAKAK SELALU MENGALAH

Kakak juga masih kecil, maka pola berpikirnya yang menganggap adiknya salah pun harus dipahami. Tentu tak adil jika menyuruhnya untuk selalu mengalah. Hal itu akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwanya, karena merasa tidak pernah mendapatkan keadilan.



HARGAI JIKA KAKAK BENAR

Kita tentu akan sakit hati, bila merasa benar tetapi disalahkan oleh orang lain. Sulit sekali menerima hal itu dengan lapang dada. Apalagi jika orang menyalahkan kita dengan cara memaksa. Karena itulah, ibu juga harus memahami, kakak pun mempunyai hak untuk mempertahankan mainannya. Perkara dia mau meminjamkan mainannya kepada adik, itu tergantung kebaikan hatinya.

Jangan menyalahkan kebenaran yang diyakini kakak, tetapi sentuhlah empati sang kakak untuk mau berbaik hati kepada adiknya. Kebenaran yang diyakini kakak harus ibu akui. Contohnya dengan berkomentar, “Sayang, kenapa merebut mainan kakak? Padahal kakak sedang asyik main lho! Kalau adik mau pinjam, bilang dulu sama kakak.”

Dengan penghargaan seperti itu, berarti ibu sudah menghormati harga diri sang kakak. Ini memiliki arti yang sangat besar pada psikologis kakak. Karena merasa dirinya dihargai, selanjutnya ia justru lebih mudah menerima pendapat orang lain, lebih mudah memahami perasaan adiknya, dan lebih lanjut akan tumbuh empatinya.

Sebaliknya, jika kebenaran yang diyakini kakak disalahkan oleh ibu, jangan harap kakak mau menerima kata-kata ibu selanjutnya. Apalagi kakak sedang dalam keadaan emosi. Karena merasa dirinya benar tetapi tidak diakui, kakak merasa perasaannya tidak dipahami, sehingga ia semakin jengkel. Kalaupun ia menurut untuk mengalah, itu ia lakukan dengan sangat terpaksa.



TUNJUKKAN KETIDAKMENGERTIAN ADIK

Jika ibu telah berhasil menghargai pendapat yang diyakini kakak, jangan lupa pula untuk menghargai pendapat yang diyakini adik. Kalau adik meyakini bahwa setiap barang yang ia sukai harus ia dapatkan, itu bukanlah pendapat yang salah untuk usianya. Jadi, ibu pun tak bisa serta merta menyalahkan adik.

Lebih baik ajaklah kakak untuk mau memahami ketidakmengertian adiknya tersebut. Ini akan mudah dilakukan jika emosi kakak sedikit mereda setelah ibu bisa menghargai perasaannya. Kepada kakak bisa diberi pengertian, “Adik kecil itu memang belum mengerti, Sayang. Ia selalu ingin merebut yang dia inginkan. Dulu waktu kamu masih kecil juga suka begitu. Kita nasihati saja dia pelan-pelan.”



TUMBUHKAN EMPATI KAKAK

Setelah emosi kakak mereda, dan ia menunjukkan tanda-tanda mau mendengar kata-kata ibu, barulah bisa disentuh perasaannya untuk menumbuhkan empati kepada adiknya.



HARGAI JIKA KAKAK MAU MENGALAH

Bila akhirnya kakak mau mengalah memberikan mainan kepada adiknya, orang tua hendaknya memahami bahwa pengorbanan kakak itu bukan suatu hal yang ringan. Bagi anak-anak, bisa mengalah walau dia merasa tak salah adalah kebaikan yang sangat sulit dilakukan, mengingat hingga usia balita rasa keakuan mereka masih cukup tinggi.

Sudah seharusnya ibu memberi penghargaan khusus kepada kakak jika ia berhasil melakukan kebaikan itu. Penghargaan itu bisa dengan ucapan, “Subhanallah, Kakak baik sekali. Pasti nanti Kakak banyak disukai teman.” Ibu bisa ajarkan pada adik untuk berterima kasih pada kakak. “Ayo Dik, katakan terima kasih pada Kakak, dia sudah berbaik hati pada kamu.” Bisa pula ibu memberi penghargaan lain berupa pelukan, ciuman, atau sebungkus wafer untuk kakak.

Adakalanya kakak mau mengalah pada adik tetapi masih dengan berat hati. Bibirnya cemberut, matanya memerah menahan tangis, dan ngeloyor pergi dengan kecewa. Dalam kondisi seperti ini mereka butuh ditemani. Butuh dipahami perasaannya. Maka sebaiknya ibu meluangkan waktu untuk menghibur kakak dulu. Ajak ia bicara baik-baik, beri perhatian, hibur hatinya hingga perasaan mereka bisa lebih enak.



BIASAKAN SEGERA BERMAAFAN

Lebih baik lagi, jika ibu membiasakan kakak dan adik untuk saling bermaafan. Ini bisa dilakukan jika emosi masing-masing telah mereda. Untuk bermaafan tak perlu diungkit-ungkit siapa yang salah. Yang penting tumbuhkan motivasi untuk minta maaf lebih dulu.



AJARKAN ADIK DAN KAKAK TENTANG KEKELIRUANNYA DI SAAT YANG TEPAT

Tak ada gunanya memberi nasihat sewaktu pertengkaran terjadi, di saat emosi sedang membara. Orang dewasa pun sulit menerima nasihat jika hati sedang emosi. Itu sebabnya, perlu dicari waktu yang tepat, yang enak dan santai untuk membicarakan kembali kesalahan-kesalahan yang sempat mereka lakukan saat bertengkar tadi.

Demikianlah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyikapi ‘perang saudara’ antara adik dan kakak. Semoga bermanfaat.


Sumber: Mendidik dengan Cinta. Irawati Istadi, Pustaka Inti.

Taqdir Allah Selalu Baik

Alhamdulillah, kita semua telah sampai pada jalan ini, kebenaran yang tidak semua ketahui. Allah memudahkan kita untuk meyakini dan menggigit erat kebenaran ini. Semua ini anugrah yang sangat besar dari Allah, bagaimanapun jalan yang Allah taqdirkan untuk kita dalam mengenalnya...

Bukan kita saja yang mengetahui kebenaran manhaj ini,tapi kitalah yang diberikan hidayah oleh Allah untuk melaksanakan apa yang kita ketahui ini. Semua ini taqdir Allah. Dengan usaha kita sendiri niscaya perlu seribu tahun ke belakang untuk belajar Islam yang benar dan sungguh mustahil untuk bahkan mengembalikan 1 detik...

Semoga kita selalu bisa bersyukur dan mendoakan saudara kita agar bisa merasakan nikmat yang kita rasakan...

Satu lagi, jangan sombong dengan anugrah ini ya, whoever you are...

Jujur Saja

Jujur itu kadang menyakitkan. Tapi, kejujuran mengakhiri semua kebohongan...

Seorang teman pernah berkata, mana yang lebih membuat kita menyesal, mengatakan sesuatu atau tidak mengatakannya...

Tapi menyesal itu relatif. Tergantung apa yang mau atau sudah disampaikan. Jika itu kebenaran menurut Al Qur’an dan As Sunnah ‘ala fahmi salaf, jangan menyesal menyampaikannya. Kalo itu suatu kesalahan, mohonlah ampun pada Allah...

Allahu a’lam...

Berpikirlah Kawan…

Kadang ana bingung walau ana tau ana nggak perlu bingung. Mungkin ini bukan tulisan yang pertama, tapi mungkin juga yang pertama...

Hai kawan yang memilih jalan haroki sebagai jalan hidup, apa yang antum cari? Apa yang antum tuju? Apakah kami salafiyyun menjadi penghalang tujuan kalian?

Wahai kawan yang memilih jalan haroki sebagai jalan hidup, tahukan kalian apa esensi dakwah kami salafiyyun? Tauhid, ‘aqidah, dan apa-apa yang harus diketahui oleh seorang Muslim. Kami tidak memilih-milih berdasarkan ego kami, tapi inilah yang Rasul perintahkan untuk kami sampaikan... Mengapa kalian menghalangi jalan dakwah kami? Bukankan tujuan kalian dan kami sama?!

Kawan, darimana kalian tahu dakwah kami keras? Darimana kalian tahu cara dakwah kami berbeda? Sedangkan belum apa-apa kalian sudah memperingatkan orang awam, hati-hati dengan kami.

Masya Allah, ana tidak bisa mengerti... Mengapa ketika kami ingin memberitahu yang benar kepada awam, justru kami dikatai keras? Apakah kalian sudah introspeksi? Masya Allah...

Ana hanya ingin antum yang merasa seperti demikian, berpikir...

Kami ingin berdakwah tanpa diganggu. Ana tahu bahwa sunnatullah, jika ada yang menyeru kepada jalan kebenaran maka akan ada yang menghalangi. Tapi sungguh ana tidak mengira bahwa perhalang itu datang dari antum, yang pernah menjadi orang-orang yang ana sayangi...

Masya Allah... Ana khawatir kalian menjadi penghalang manusia dalam bertauhid... Ana khawatir... Wa illahiyuttaufiq...

Monday, September 03, 2007

Family and Consumer Sciences

Inilah departemen ana sekarang... Alhamdulillah, ternyata departemen yang umurnya baru 2 tahun ini di BoAgUn (Hehehe...) udah jadi barang lama di negara-negara maju.

Tapi ternyata, belajarnya nggak seasik kedengerannya... Emang sih umumnya ngurusin keluarga dan konsumen. Bahkan hari ini (Senin, 3 September) ana belajar berbagai cara untuk menemukan pasangan hidup dan metode comblang diakui sebagai salah satu metode yang efektif dan efisien... Hehehe... Tapi perlu keimanan dan ketaqwaan untuk menjalankan proses ini...

Doain aja ya ana bisa survive dan cepet lulus...

Ada yang kurang sreg dari departemen ini, terutama mata kuliah psikologi anak dan PEK (pengantar ekologi keluarga). Kalo PEK, ana nggak ngerti aja makanya nggak suka (Hoohoo...) Kalo psikologi anak karena ana paling nggak mau belajar sesuatu yang basicnya filsafat... (Filsafat = feeling saja [bisa] fatal -> karena manusia hidup harus pake petunjuk...)

Udah segini dulu

Tuesday, August 21, 2007

Maaf, Kita Belum Bisa Temenan

Welcome to my blog... Let’s check out the list of 6 personalities those I’m not able yet to make a friend with. In Indonesia aja ya...

1. Gila hormat: Siapa juga yang mau temenan sama orang gila... Selama situ hormati ana, Insya Allah ana juga menghormati situ...
2. Tukang boong: Boong itu dosa... Nyakitin... Nyebelin... Apa sih susahnya jujur?
3. Gengsian: Makan tu gengsi... Bikin hidup susah aja...
4. Gak Tau Malu: Maaf, lagi belajar untuk tau malu... Kalo ana temenan sama situ sama-sama gak ada progress dong...
5. Nggak percayaan: Silakan berteman dengan diri anda sendiri...
6. Curigaan: Bikin cape karena mau baik mau jahat sama aja dicurigain. Cape deh...

Hehe... Maap kalo ada yang kesindir. Itu mah bukan buat nyindir siapa-siapa. Lagian rata-rata orang juga nggak mau temenan sama orang kayak gini, apalagi semua berkumpul jadi 1 (orang gila hormat tapi tukang boong. Udah gitu gengsian, gak tau malu, nggak percayaan, curigaan, idup lagi ^o^)

Ana juga nulis ini untuk mengingatkan ana supaya nggak jadi seperti itu... Tanpa menafikan adanya kekurangan pada setiap orang...

Ayo kita semangat memperbaiki diri agar sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah 'ala fahmi salaf.

Saturday, August 18, 2007

Memperbaiki Kesalahan Tanpa Kesalahan

Kayak motto PEGADAIAN aja... Tapi nggak ada hubungannya koq, ini cuma sedikit curhatan dari masa lalu yang mungkin sampe sekarang masih terjadi, tapi alhamdulillah intensitasnya berkurang, secara temennya juga lebih baik ^u^

Waktu dulu baru mengenal Islam, wuiih, semangat banget dah! Kagak mau ngomong sama ikhwan, galak abis sama orang-orang, pengen pergi perang ke timur tengah, eh...tiba-tiba ditegur sama temen seliqo (dulu ana pernah liqo, tapi alhamdulillah sekarang udah bebas!) di depan temen yang lain... Seger banget dah!

Atau kalo lagi sensi (emang dasarnya sensi), trus lagi PMS, padahal sama-sama akhwat, tapi kalo ngingetin masya Allah, kayaknya demen banget nemuin kesalahan diri ana.

Saat itu, sebel banget ni hati! Gondok banget! Perasaan ni orang-orang ngingetin apa ngejatohin?! Yang nasehatin supaya nggak sensi nyatanya lebih sensi dari ana. Ada juga yang nasehatin jangan terlalu jaga hijab sama ikhwan (hah?! Annneeeh!)

Dari sini, ana cuma pengen nitip pesen, terutama buat ana sendiri dan umumnya buat yang baca blog ini.

Kalo ada temen kita berbuat salah, wong ya dilihat sebagai suatu ketergelinciran, bukan kesengajaan. Orang waras pasti akan nolongin orang yang tergelincir kan, bukan orang yang dianggap menjatuhkan diri sendiri...

Kalo seorang temen melakukan kesalahan, tinjau lagi apa bener dia salah apa cuma nggak sesuai dengan standar ideal temen untuk kita? Apakah justru kita yang ingin temen kita jadi apa yang kita mau? Apakah kesalahannya juga menyalahi Al Qur’an dan As Sunnah? Kalo nggak, lebih baik dilihat dulu adakah dari diri teman kita itu yang lebih penting, kesalahan yang lebih besar (yaitu dosa-dosa besar seperti syirik dan sebagainya) yang masih dia perbuat?

Temen sejati harusnya nggak membiarkan temennya tergelincir terus menerus, tapi juga tidak menjadikan seorang teman sebuah objek yang harus menjadi seperti apa yang dia kehendaki.

Upset and Setup

Upset and setup…
They are so different…
“Upset” shows the feeling when something we expected is not happened. It doesn’t in the same with something unexpected happen…
“Setup” is a system that makes something happens properly.

There is no direct connection between setup and upset. But sometimes when we feel upset, we don’t want to use the proper setup to done something correctly.

If we are really mature, madness to something won’t make us mad with everything around us. We won’t look for something to blame. Though we are blaming someone or something, we will more attract to looking for the solver.

About Heaven

When I think about heaven…
It’s about the possibilities…
The people I love are not with me…
Or I’m not with people that I love…
Or I’m with them together in the heaven ^u^

But I believe there is no sadness in heaven…

Am I belonging in heaven? It’s not a good question… It shouldn’t be question, but it should be motivation.

In the ever after life, the end of the long road only two and they are heaven or hell. Of course I never want to go to the hell.

I’ve read the article about the beauty of heaven, it can’t be imagine by our minds. Its beauty never been seen by our eyes, never been heard by our ears, and never been touched by our hands…

I wonder why there are many people want to go to heaven but never want to learn how to go there. They don’t want to learn about Islam in the right theory and practice it in daily life. They have hundreds of reason to not going learn Islam. Even they want to, they looking for the speakers those can make them happy, justify their faults, and excuse the continuous faults their make…

Dear, heaven decorate with unlovely things…

Question from My Friend

It’s a Saturday morning in my high school mosque. I and my friend talk in English because we think our ability wasn’t great. We talk about so many things. But there is one thing I really remember.

She asked me, why did the women in Saudi can’t go without their man? Why did it really unsafe for women to walk alone without the man, their husband or their father or their brother or their uncle, beside them?

But in Indonesia, we are safe to walk alone to the campus in other town and we are safe to walk alone even without important goal, etc. As she know (and me too), Islamic condition is far better there in Saudi than in Indonesia.

I didn’t know the answer. I think it’s about the different culture. But I think, there are too many things to be concluded into one conclusion.

However, I think the men in Saudi and the men in Indonesia still the same, they love women. As we know too, the women still beautiful everywhere.

Dear, friend. You know who you are. Here’s my answer for you. I hope you love my answer.

In Saudi, to “attract” the men, Saudi’s women only have to go out without their man. They go with fully veiled even on their face; they don’t need to show what are forbidden to show.

But in Indonesia, to “attract” the men, women have to show a half of those are forbidden to show. Minimum, they show their hair. The men weren’t attracted anymore to the women with tidy closed cloth. They have to see more to be attracted… At least they have to see beautiful face though they love women with veil on their head.



It’s not a generalization for all men and women in Indonesia. It’s globally happen to every men and women.

What you see is what you want. Remember that. So, be careful when you looking at something…

Wednesday, August 08, 2007


It's a hope, it's a wish...
Bigger than any wishes...
Semua Muslim akan merindukan bulan Ramadhan...
Dan selalu berharap, semoga bukan ramadhan yang terakhir...

Pengen Nolong Malah...

Udah nalurinya manusia buat saling nolong...
Udah nalurinya manusia untuk minta tolong dan pengen ditolongin kalo lagi susah...
Lagian, Allah juga memerintahkan untuk saling tolong menolong...

Terinspirasi dari SMS seorang sahabat yang bingung balas budi sama ikhwan yang nolong dia untuk kenal manhaj salaf...
Ceritanya mirip sama ana... Bedanya, ana ditolong hampir 5 ikhwan, bahkan lebih untuk kenal manhaj salaf. Sayangnya, tidak termasuk kakak ana yang malah pilih jalan lain...

Beruntungnya (kata ana mah ini keberuntungan ^-^), temen ana ini ikhwannya udah siap nikah, tapi temen ananya yang malah belum siap...
Hehehe... Cuma itu cerita yang nggak sama dan terbalik dengan ana...
Ngerti kan...?

Dulu pun ana pusing bales budi gimana... Kalo sama satu orang, yang lain salah paham. Dan itulah yang sepertinya terjadi...

Di sini, kalo ada yang baca, kalopun nggak bukan masalah buat ana... Hanya ingin meluruskan salah paham... Kalo ada...

Makasih udah nolongin ana mengenal manhaj salaf, semoga kalian dapet apa yang lebih berharga dari unta merah... Maap kalo ada yang salah paham. Kalo kalian pernah ada yang merasa ana lebih perhatian sama yang lain, ana hanya merasa kalian udah punya orang lain yang nolong kalian. Kalian sama aja buat ana.

Semoga Allah memberi kalian yang terbaik... Karena ana nggak tau cara balas budi yang bener kecuali lewat 1 jalan tapi kayaknya belum ada yang siap tuh... ^o^

A Little Bit Disappointed

I’m a little bit disappointed with some of my own family…
I know I’d better not talk about it in the internet, but I still can’t forgive them…
I may forgive everything, except one…
They interrupted me on my praying…

They know I was stood on my praying. But they kept on made jokes. They laughed and that really makes me annoyed…
I may forgive every fault, though I may now say it and then forget it, but not with disturbing my praying…

Help me to forgive them, because I don’t want to…

Kadang Desperado…

Kadang ana jadi desperate, agak putus asa... Bukan putus asa deh, tapi buntu aja pikiran...
Mau usaha apa ya biar bisa bantuin ortu...
Walau ortu masih mampu biayain anak-anaknya, tapi tetep aja pengen bisa bantuin walau sedikit...
Walau cuma untuk diri sendiri...

Sekarang masalahnya modal, tapi kalopun ada modal mau usahain apa?
Masak belum bisa... Bisa sih, tapi nggak jago bumbu...
Lay-out ini itu, desain grafis, tapi belom ada juga yang ngasih kerjaan...
Mau jualan, jualan apa... Mau jualan buku, temen udah ada yang jual buku...
Jual minyak wangi, takut ntar dipake keluar rumah sama temen perempuan...
Mau jualan sembako, nggak minat...
Jualan pulsa? Nggak deh...
Pusiiiiing...

It’s true...
Mulai sesuatu adalah setengah dari pekerjaan...
Dan mulai berusaha adalah setengah dari punya usaha...
Huaaaaaa...

Still...

Still, I have a dream to be someone, the important one, but I prefer to be the good one, so everyone needs me…
Still, I want to be a good one, but I may do something wrong, I need other to remind me when I do wrong…
Still, I can’t accept what people talk about me sometimes, but I’m just a human and I keep thinking what people say to me, though I’m not show it…
Still, I want to be love and I want to feel love, but this life has been too verbally for me, so I can’t feel it until others declare it…
Still, I want to forgive everyone who faults me, but I’ll try to forgive my faults too…
Still, I really hope that my faults have been forgiven, but I’ll try to introspect myself…
Still, I want to ask one thing…

Man dzalladzii maa saa a qath?
Wa man lahu, lahul husna faqath?

Don’t see my faults from the magnifier lens (kaca pembesar bahasa Inggrisnya apa ya??)

Tuesday, July 24, 2007

It’s Delay

Cita-cita yang ditunda...
Yah, itulah cita-cita ana untuk menikah...
Dulu ana menginginkan seorang yang tetap mengizinkan ana untuk kuliah sampai selesai S1...
Tapi kalo dipikir lagi, kasian...
Biaya kuliah kan nggak sedikit...
Belum pengeluaran tak terduga...
Yang terduga aja belum tentu murah...
Belum lagi kalo ntar setelah nikah langsung punya anak...
Mana tega ninggalin anak di rumah sama orang lain...

Jadi...
It’s delay...

Tapi ntar syaratnya bakal dinaikin (Hehehe...)

Allahuma’ jurni fii mushiibati...

Doa yang ana sering minta sama Allah...

Innalillaahi Wa Inna Ilaihi Raaji’uun
Allahuma’ jurni fii mushiibati, wa akhlifli khairu min ha...

Alhamdulillah...

Allah memberi jawaban selalu tepat waktu
Bahkan terlalu indah...
Ketika ana kehilangan beberapa teman karena perbedaan pendapat (tepatnya, beda manhaj) dan mereka tidak mau menerima ana lagi...
Walau sudah mencoba dengan berbagai cara yang halus...
Allah memberi ganti kawan-kawan yang lebih baik...
Lebih jujur...
Dan terasa ringan berteman dengan mereka...

Walau pernah ribut...
Pernah berantem...
Tapi persaudaraan yang ikhlas, tidak menjadikan ana membenci mereka...
Bukankah watak seorang sulit diubah?
Ana mencoba mengerti dan minimal maklum dengan watak yang beragam...
Asal watak itu ditunjukkan dengan sejujurnya
Tidak dibuat-buat...

Allahu akbar...

My Answers are Questions

Why do you choose to be different with us?
Why do I have to be the same with you?

Why do you avoid us?
Why don’t you make a friend with me?

What makes you hates politic?
Do I have to love it?

How can you sit for hours, listen to the ustadz without talking at all?
How can you lay your body on your bed and listen to the music that gives you nothing and you do nothing?

Why do you give me answers like these?
Why do you ask many things you don’t need to know?

(hehehe...)

What’s Wrong With Kaderisasi?

Ini adalah suatu pertanyaan yang belum bisa ana jawab ketika seorang ukhti bertanya pada ana...
Tapi ini menyadarkan ana bahwa...
Terlalu banyak yang salah dengan kaderisasi...
Tepatnya kaderisasi suatu partai politik...

Ana hanya menjawab, keikhlasan adalah masalah utamanya...
Bisakah kita ikhlas ketika tujuan kita adalah membangun pemerintahan yang Islami (Islamnya siapa tuh?!)?
Apakah kita harus lupa dan tidak bersabar dengan pemimpin kita yang sama-sama Muslim?
Mengapa kita tidak menasehati mereka baik-baik?
Mereka kan bukan kafir!
Mereka masih sholat koq!

Lagian...
Politik siapa yang dipake?
Politik barat kan?
Gimana sih, sistem yang mau diterapkan itu sistem Islam, tapi koq pakenya cara demokrasi?
Emang demokrasi datang dari Islam?
Ketika semua ditentukan oleh banyak suara...

Ana nggak mau nyolot, cuma emang agak bebas banget setelah tau bener-bener dari seorang teman yang tanya langsung dari seorang kakak kelas...
Ternyata...
Selama ini...
Ana dijadikan komoditas politik...
Without asked any permission from me...
Like a trap...

It’s almost 1500 years after Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam passed away…
And what we know now about Islam, it might be less than 1/10 of what we should know…
Someone told me, 1500 years ago, you’ll be insecure...
But now, only doing 1/10, we’ll safe...
And we’ll never know how much the 1/10 if we never learn more about Islam,
And being busy with politics…

Allahu A’lam Bish Shawwab…

Curhat Khusus Akhwat

Suatu hari ana ditanya sama seorang akhwat tentang ta’aruf ana yang gagal. Ternyata, akhwat ini mau curhat. Dia lagi agak gimanaaa gitu sama ikhwan secara umum tapi nggak seluruhnya.

Dia kayak yang sebel sama ikhwan yang membatalkan ta’aruf gara-gara akhwatnya punya kekurangan secara fisik. Dia heran, apakah sebegitu besar peranan nazhor sampai bisa menghapuskan kelebihan yang banyak pada seorang akhwat hanya karena fisik yang mungkin kurang menarik (menurut calon pelamar).

Ana agak tersindir... Jujur aja, ana emang pengen calon ana nanti lebih tinggi dari ana. Tapi kalo orangnya sholih, dan memenuhi syarat yang lebih penting, I won’t care about the height or other physical type. Toh, seorang anak butuh bapak yang sholih dan bertanggung jawab daripada bapak yang ganteng dan fisiknya bagus tapi menye-menye... (Menyebalkan, menyesatkan, menyakiti hati mulu...)

Tapi yah, pikiran orang kan beda-beda. Itulah kenapa ada 4 pilihan buat ikhwan, cantiknya, keturunannya, hartanya, atau agamanya... Pilih yang mana, tanggung resikonya...

Ada kata-kata bagus, kecantikan tidak akan menghalangi takdir... ^u^

Semoga para akhwat yang merasa dirinya nggak cantik dan pernah gagal ta’aruf, nggak putus asa. Insya Allah, masih ada ikhwan yang tidak terlalu mementingkan fisik. Rawatlah kecatikan kita dari dalam, dengan menjaga aqidah kita. Insya Allah, Allah akan memberi yang terbaik.

Lagu-lagu Nggak (Ada yang) Bener

Jujur aja...
Di rumah masih ada TV...
Masih terdengar musik...
Maklum...
Bukan rumah sendiri...

Banyak lagu, katanya sih lagu cinta. Liriknya, masya Allah, banyak sekali yang mengandung kemusyrikan. Misalnya,

“Kaulah segalanya untukku...”

“Pujaanku, surga jiwaku, izinkanku mencintaimu...”

“Akan kulakukan semua untukmu, akan kuberikan seluruh cintaku...”

Udah ah, ntar ana yang rusak gara-gara inget lirik-lirik ini... Betapa cinta yang salah kaprah bisa bikin orang jaaaauuuuh dari Allah. Bahkan dengan naifnya mereka berkata “Ini kan hanya lirik lagu. Nggak harus mikir kejauhan...”

Masya Allah...

Di film, banyak sekali orang yang mau mati berharap didampingi sang kekasih (maksudnya pacar atau tunangan). Padahal, bisa apa mereka...

Udah ah, udah agak emosi...

Mengakui Dosa

Kadang seorang lebih suka membela dirinya ketika dia melakukan kesalahan yang jelas-jelas salah. Kadang seorang bertanya kepada ustadz atau alim ulama untuk memperoleh pengesahan atau permakluman atas kesalahan yang dia perbuat.

Padahal, lebih baik seorang mengakui kesalahan yang diperbuatnya, baik sengaja ataupun tidak. Tentu bukan mengakuinya di hadapan orang-orang karena ini bukan hal yang baik dan membuat orang bersemangat melakukan hal yang sama. Dia harus mengakui bahwa dirinya melakukan suatu kesalahan dan berbuat sesuatu untuk memperbaiki diri dan melakukan sesuatu yang baik dan benar. Jangan malah bangga dengan kesalahan diri... Okeh?

Jomblo

Muncul satu pertanyaan...
Ternyata lebih banyak mereka yang siap menumpuk dosa daripada menumpuk pahala...
Lebih banyak yang siap pacaran daripada siap nikah...

Padahal...
Jadi jomblo itu not bad, bahkan kalo emang belum nikah ya...it is what we should be.
Status jomblo harusnya melekat sampai nanti menikah...
No pacaran...
No engagement selain nikah...

Walaupun di dunia ada 3 jenis jomblo.
Jomblo ikhlas
Jomblo terpaksa
Jomblo tertunda

Yang ikhlas, dia emang ikhlas menjalani kejombloannya karena mengharap ridho Allah dan tau banget pacaran itu dosa. Dia berusaha untuk nggak menarik atau tertarik lawan jenis sebelum dirinya siap untuk menikah walaupun kadang tergelincir suka (bukan jatuh cinta). Dia pun selalu menjaga pandangan, sehingga nantinya sang pasangan menjadi sosok yang sempurna...

Yang terpaksa, entah tau apa nggak pacaran itu dosa, yang jelas dia jadi jomblo karena belum nemu aja yang pas. Kalo udah menemukan tambatan hati, bakal pacaran juga. Kalopun nggak pacaran, HTS (HTS = hubungan tanpa status), TTM (teman tapi MasyaAllah...), intinya mah tidak berani berkomitmen (menikah).

Yang tertunda, dia jomblo karena targetnya bukan pacaran. Misalnya masih punya target selesai S1. Setelah lulus dan kerja, ada niatan untuk pacaran. Entah kepikiran nikah atau nggak... Walau selama targetnya belum tercapai dia nggak pacaran, tetep aja nggak menahan pandangan, seperti pemburu yang hunting pasangan yang sesuai dengan kemauan...

Yang mana kita wahai jomblo-jomblo?
Semoga kita termasuk yang ikhlas bersendirian (jomblo) dan nanti kita dapet yang terbaik... Amiin...

Banyak

Banyak yang pengen ana bilang sama orang-orang yang mau tauuu aja urusan orang...
Yang pengen tau rahasia orang...
Yang jelas-jelas nggak ada hubungannya dengan dirinya...

Di Indonesia ini, terlalu banyak sesuatu yang menjadi suatu budaya yang di belahan dunia lain, menjadi suatu yang kurang ajar.
Ana masih inget cerita tentang seorang Syaikh dari Arab marah gara-gara panitia kajian nanya “Bagaimana kabar istri Anda?”
Atau orang Indonesia yang biasa kalo nanya, “Anda mau kemana?” Padahal mau kemana itu orang, nggak ada hubungannya sama yang nanya...

Atau yang paling sering dialami anak-anak, kebanyakan sang ortu nggak bisa tahan untuk nggak ngomongin kejelekan anaknya sama orang lain...
Ortu kadang nggak bisa jaga rahasia anaknya...
Walau cuma sekedar nilai kecil, nggak mau kerja (padahal waktu kecil, tiap mau bantu ortu disuruh diem ^n^)... masya Allah...

Kapan ya... Kita bisa sibuk dengan urusan diri sendiri terlebih dahulu?

Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik yang tidak repot mengorek-ngorek rahasia orang lain, mungkin aib atau amal baik yang ingin dia sembunyikan.

Mari kita sibuk memperhatikan amalan kita...

Lagi Suka

Ana lagi suka sama strawberry...
Baru sadar...
Dari dulu udah suka, tapi paling nggak suka es krim vanila yang pake strawberry jam (selai stoberi). Kalo es krim strawberry suka...

Nggak penting banget...

Waktu itu lagi suka mawar (rose) karena bentuknya berlapis-lapis. Not about the colour... Wanginya juga nggak tau, nggak punya pohonnya. Bentuknya lucu...

Pernah lihat TV. Kalo suami kasih hadiah sama istrinya, suka ngasih mawar. Padahal, kenapa nggak kasih bibit mawar aja? Ntar biar dirawat istrinya, biar tumbuh jadi banyak trus jadi punya pohon mawar... Cerdas kan?

Kembali ke strawberry, jadi pengen punya kebun strawberry. Kabita ku urang Bandung euy... Buanyak buanget kebun strawberry di Bandung.

Konsekuen

Konsekuen erat kaitannya dengan sikap seseorang terhadap keputusan yang ia ambil. Dalam pengambilan keputusan, ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah berat dan ringannya konsekuensi.

Bagi seorang Muslim, jelas konsekuensi terbesar baginya adalah menjadi seorang Muslim seutuhnya (kaffah), bukan setengah-setengah.

Saat seorang Muslim, seorang manusia biasa, mengambil keputusan yang salah (menyalahi syari’at), maka konsekuensi yang harus ia pikirkan adalah konsekuensi sebagai seorang Muslim dan dia harus bisa meninggalkan sesuatu yang salah. Jika seorang memang salah, maka konsekuensi yang harus ia ambil adalah kembali kepada kebenaran...
Konsekuensi bukan membiarkan diri terus menerus dalam kesalahan... Semoga Allah selalu menolong kita untuk selalu konsisten dan konsekuen (istilahnya, istiqomah).

Tuesday, July 03, 2007

Don’t Give Any Bad Name

I have ever seen a TV program that talk about they who can’t show their affection, they can’t show their love to people around them because in the childhood they have emotionally abused. Their parents never show their loves to their kids and only able to show their anger.

Then the children wondered, is there any love in this world? They just look for the answer until they are mature in age. And they’re become uncontrolled. Some of them becomes so active in show their love without knowing the right way. Other becomes so unsympathetic.

That’s why we can’t give any comments about someone. We may think that someone is so cold, harsh, cruel, or any bad names. But try to understand them. If it’s too hard to you, try to not giving them any bad name…

Sometimes people can’t choose what they are going to be…

I’m So Happy

I’m glad to know that many people love me even they are not express their affections. I learn something that love is unshaped.

That’s why if we love someone (I’m not talking about relationship between men and women in other way), we better show it. Love is unshaped; we have to try to wrap it with beautiful colorful papers.

Monday, July 02, 2007


It also beautiful berries.


Don't judge the berries form its outlook...
This cherries is so pretty and fresh. Is it artificial or original cherries? We never know it until we eat it.

Don't jugde a cherry from it's outlook...

Fresh 1

Buah ini dari situs webshots. IT's fresh, it's cool.
Look at the oranges. Is it sweet or not? We never know it. We just can see it is in good condition.

Don't judge an orange from its outlook... You never know what's inside...

Saturday, June 16, 2007

Maraji'

http://www.mail-archive.com/sma1bks@yahoogroups.com/msg01672.html

Notes:
Afwan ana baru dapat e-mail yang berisi wasiat tersebut dan itu untuk yang kedua kalinya. Berhubung ana tidak bisa menggunakan internet di rumah, maka ana edit sebisanya dulu dari sumbernya. Tolong jika ada yang bersedia, tolong dicopy tulisan itu dan harus disebarkan lagi karena ana pun tidak tahu kenapa masih ada yang menyebarkan wasiat ini!

Hanya Allah yang memberi taufiq dan pertolongan...

Wasiat Bohong dari 'Syaikh Ahmad' (Penjaga Kubur Rasulullah) Bagian 2

Diantara sekian banyak kebatilan dan kebohongan wasiat tersebut adalah :
Pertama :Isi kandungan wasiat tersebut yang berbunyi :"karena dari Jum'at ke Jum'at telah meninggal dunia sekitar 160.000 orang dengan tidak memeluk agama Islam ", kerena hal itu merupakan ilmu ghaib, dan wahyu bagi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah berhenti setelah beliau wafat, sedangkan pada masa hidupnya beliau tidak tahu ilmu ghoib, mana mungkin hal itu bisa terjadi sepeninggal beliau?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :"Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghoib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat, aku mengetahui apa yang telah diwahyukan kepadaku,katakanlah, apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat ? maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. Al An'am, 50).
"Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghoib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan" (QS. An Naml, 65).
Dalam hadits shahih disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihiwa sallam bersabda :"Banyak orang orang yang dijauhkan dari telagaku padahari kiamat nanti, maka aku berkata : ya Rabb, mereka adalah sahabat sahabatku, mereka sahabat sahabatku, maka dikatakan kepadaku :sesungguhnyaengkau tidak tahu tentang apa yang mereka perbuat setelah engkau wafat ?, maka aku berkata sebagaimanahamba sholeh(Nabi Isa) berkata :" Dan aku menjadi saksi bagi mereka selama aku hidup bersama mereka,maka setelah Engkau telah mewafatkan aku, Engkaulahyang menjadi penguasa bagi mereka dan sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui atas segala sesuatu".

Kedua :Ungkapan yang mengatakan : "barang siapa yang menulisnya sedangkan ia orang fakir, maka Allah akan menjadikan kaya, atau ia berhutang maka Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah akanmengampuninya serta kedua orang tuanya berkat wasiatini, … dan seterusnya", ini merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebohongan pedusta itu,betapa ia tidak punya malu terhadap Allah dan hamba hambaNya, karena ketiga hal di atas tidak bisa dicapai hanya dengan menulis Al Qur'an, apalagi menulis wasiat ini yang jelas batilnya, tidak lain pelaku dosa inihanyalah akan mengkaburkan manusia saja, sertamenjadikan mereka selalu bergantung kepada wasiat itu,sehingga mereka mau menulisnya dan mengelu elukan keutamaan yang dijanjikan, dengan meninggalkan tuntunan yang telah disyari'atkan Allah kepada hamba hambaNya, ia menjadikan wasiat itu sebagai sarana mencapai kekayaan, membayar hutang, dan ampunan Tuhan,k ita berlindung kepada Allah dari kehinaan, mengikutihawa nafsu dan syetan.

Ketiga :Isi kandungannya yang berbunyi :"Sedangkan barangsiapa yang tidakmenulisnya, maka hitamlah mukanya di dunia dan akhirat".
Ini juga merupakan kebohongan besar dan bukti nyataatas kebatilan wasiat tersebut serta pengecutnya pendustanya, manaada orang yangberakal akan menerima perkataan itu, pembawa wasiatitu adalah seorang manusia yang hidup pada abad keempat belas hijriyah, dan tidak diketahui identitasnya, ia mendakwakan kebohongan atas diriRasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dengan anggapan bahwa barang siapa yang menulisnya akan dijamin dengan tiga jaminan di atas.
Maha Suci Engkau Ya Allah, ini merupakan kebohongan yang besar, bukti bukti dan realita yang secara empiris telah menunjukkan atas kebohongan pendusta itu, betapa besar dosanya di sisiAllah, sebab kelancangannya benar-benar ia tidak punya malu terhadap Allah dan semua manusia, karena telah banyak orang yang tidak menulis wasiat ini, namun mereka toh mukanya tidak hitam, di lain pihak telah banyak orang yang menulis wasiat ini,namun mereka masih juga tetap tidak bisa membayar hutangnya, dan tetap saja dalam kefakirannya.
Maka marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu waTa'ala dari kecenderungan hati dan dari kotoran dosa, sifat-sifat dan balasan-balasan di atas tidak pernah di janjikan oleh syariat yang mulia bagi orang orang yang menulis kitab suci AlQur'an, kitab yang paling mulia dan paling agung, bagaimana hal itu bisadicapai olehorang yang menulis wasiat bohong, wasiat yang mencakup berbagai kebatilah, dan dihiasi bermacam macam kekafiran.
MahaSuci Allah, alangkah sabarnya Dia (Allah) terhadap hamba hamba yang berbuat dusta atas-Nya.

Keempat :Isi wasiat ini berbunyi :"Barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, pasti akan selamat dari siksaan neraka, jika tidak percaya kafirlah dia".
Ini juga merupakan keberanian yang luar biasa untuk berbuat bohong, dengan kebatilannya pendusta itu mengajak semua manusia untuk mempercayai tipu dayanya, ia mengira bahwasanya mereka akan selamat dari api neraka jika memang mau mempercayainya, dan barang siapa yang tidak mempercayainya maka ia pantas dianggap kafir, demi Allah, pembohong itu tidak mengatakan sesuatu yang haq, bahkan sebaliknya, jika ada orang yang mempercayainya maka ia pasti dianggap kafir, bukan orang yang mendustakannya karena dakwaannya tidak berdasar dalil.

Kita bersaksi kepada Allah, bahwasanya dakwaan itu adalah bohong belaka, pendusta itu hendak mensyariatkan kepada manusia apa apa yang tidak di izinkan Allah, dan sengaja memasukkan sesuatu hal baru dalam agama mereka apa apa yang tidak ada di dalamnya, sedangkan Allah telah melengkapi dan mencukupkan agama umat ini, sejak empat belas abad yang silam, yaitu sebelum datangnya pendusta ini.

Maka berwaspadalah, wahai para sidang pembaca dan kawan-kawan seagama, janganlah percaya terhadap dakwaan-dakwaan dusta seperti ini, jauhilah penyebarannya di kalangan anda sekalian, karena yang haq selalu disinari oleh cahaya yang tidak kabur, carilah kebenaran disertai dalilnya, bertanyalah kepada para Ulama jika kamu mendapatkan kesulitan, dan janganlah tertipu oleh sumpah sumpah bohong pendusta, karena iblis telah bersumpah kepada kedua orang tua kita yaitu Adam dan Hawa, bahwasanya ia sebagai penasehat bagi keduanya, padahal ia tak lain adalah gembong penghianat dan pendusta ulung, sebagaimana yang diceritakan Allah dalam Al Qur'an :
"Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya (Adam danHawa),sesungguhnya saya adalah termasuk orang orang yang memberi nasehat kepadmu sekalian " (QS. Al A'raf, 21).

Maka dari itu, anda sekalian harus selalu waspada terhadap pendusta ini dan para pengikutnya, sebab banyak diantara mereka yang mempunyai sumpah bohong, mengingkari janji, dan menghiasi perkataan-perkataannya untuk membujuk dan menyesatkan.

Semoga Allah tetap memelihara kami, anda sekalian dan kaum muslimin semua dari segala kejahatan syetan, fitnah orang-orang yang menyesatkan, penyelewengan orang orang yang menyimpang, dan tipu daya musuh musuh Allah Subhanahuwa Ta'ala, mereka hendak membaurkan agama danmemadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka danmengkaburkan agamaNya bagi umat manusia, tetapi Allah pasti menyempurnakan cahaya-Nya serta menolong agama-Nya, walaupun musuh musuh-Nya baik dari kelompok syetan dan pengikutnya maupun orang orang kafir dan atheis itu tidak rela.

Adapun hal hal yang telah disebutkan pendusta ini tentang timbulnya kemungkaran-kemungkaran adalah realitas, dan Al Qur'an dan hadits pun telah memperingatkan kita sejauh mungkin, pada keduanya (Al Qur'an dan Hadits) terdapat hidayah dan kecukupan.
Mari kita memohon kepada Allah, agar berkenan memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi karunia kepada mereka untuk tetap mengikuti yang haq dan tetap konsisten dalam menjalankannya, serta mau bertaubat kepada-Nya dan meminta ampunan-Nya dari segala macam dosa, karena sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat, Pemurah dan berkuasa atas segala galanya.
Adapun yang telah disebutkan tentang tanda-tanda hari kiamat, maka hal itu sudah dijelaskan oleh hadits-hadits shahih, selain juga Al Qur'an telah menyinggung sebagian saja, barang siapa yang ingin mengetahuinya ia dapat mendapatkannya pada bab-bab tertentu dalam buku buku hadits serta karangan-karangan para ahli ilmu dan iman.

Akhirnya, sudah cukup jelas bagi kita bahwa kebohongan pendusta itutidak diragukan lagi, karena ia telah mengkaburkan dan mencampuradukan antara yang haq dan yang batil, cukup Allahlah sebagai penolong kita, Dia sebaik baik pelindung, takada kekuasaan dan kekuatan apapun kecuali di tangan Allah.

Dikutip dari Tulisan Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz, Mufti Saudi Arabia. Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia. Edisi Indonesia "Waspada terhadap Bid'ah".

Wasiat Bohong dari 'Syaikh Ahmad' (Penjaga Kubur Rasulullah) Bagian 1

Penulis
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah(Mantan Mufti Kerajaan Saudi Arabia & Ketua LajnahDa'imah Lil Buhuts wal ifta KSA)

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ditujukan kepadasiapa saja diantara orang-orang Islam yang mendapatkan surat ini, semoga Allah menjaga mereka dengan agama Islam, dan melindungi kita serta mereka dari kejahatan para pendusta yang bohong dan tengik.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Amma ba'du :Kami telah membaca edaran yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi, dengan judul :

"Ini adalah wasiat dari Madinah Munawwarah dari Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi "

Dalam wasiat ini dikatakan : pada suatu malam Jum'at aku pernah tidak tidur, membaca Al Qur'an, dan setelah membaca Asma'ul Husna aku bersiap siap untuk tidur, tiba tiba aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam yang telah membawa ayat ayat Al Qur'an dan hukum hukum yang mulia, kemudian beliau berkata : wahai Syaikh Akhmad, aku menjawab : ya, ya Rasulullah, wahai orang yang termulia diantara makhluk Allah,beliau berkata kepadaku : aku sangat malu atas perbuatan buruk manusia itu, sehingga aku tak bisa menghadap Tuhanku dan para malaikat, karena dari hari Jum'at ke Jum'at telah meninggal dunia sekitar seratusenam puluh ribu jiwa (160 000) dengan tidak memeluk agama Islam .

Kemudian beliau menyebut contoh contoh dari perbuatan maksiat itu, dan berkata : "maka wasiat ini sebagai rahmat bagi mereka dari Allah MahaPerkasa", selanjutnya beliau menyebutkan sebagiantanda tanda hari kiamat dan berkata :" wahai Syaikh Ahmad, sebarkanlah wasiat ini kepada mereka, sebab wasiat ini dinukil dari Lauhul Mahfudz, barang siapa yang menulisnya dan mengirimnya dari suatu negara kenegara lain, dari suatu tempat ke tempat yang lain, baginya disediakan istana dalam sorga, dan barang siapa yang tidak menulis dan tidak mengirimnya, maka haramlah baginya syafaatku di hari kiamat nanti,barang siapa yang menulisnya sedangkan ia fakir maka Allah akan membuat dia kaya, atau ia berhutang maka Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah pasti mengampuninya, dia dan kedua orang tuanya,berkat wasiat ini, sedangkan barang siapa yang tidak menulisnya maka hitamlah mukanya di dunia dan ahirat".

Kemudian beliau melanjutkan :" Demi Allah 3x wasiat ini adalah benar, jika aku berbohong, aku keluar dari dunia ini dengan tidak memeluk agama Islam, barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, ia akan selamat dari siksaan neraka, dan jika tidak percaya maka kafirlah ia".
Inilah ringkasan dari wasiat bohong yang dikatakan dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam itu, kita telah berkali kali mendengar wasiat bohong ini, yang mana telah tersebar luas dikalangan umatmanusia secara terus menerus, anehnya hal ini sangat laku dikalangan umum.

Dalam wasiat tersebut terdapat beberapa ungkapan yang saling kontradiktif, diantaranya pendusta itu mengatakanbahwa ia (Syaikh Ahmad) melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak tidur, berarti ia melihatnya ketika berjaga (tidak dalam mimpi), ia juga telah mendakwakan (dalam wasiat itu) berbagai halyang jelas jelas bohong dan bathil, dan kami akan terangkan nanti Insya Allah.

Pada tahun tahun yang lalu kami telah menjelaskan kepada semua orang tentang kebohongan dan kebatilan wasiat itu secara terang-terangan, ketika kami membaca selebaran terahir ini, kamiragu-ragu menulisnya, karena jelas kebatilannya dan keberanian pembohong itu, dan kami tidak menduga sebelumnya hal itu bisa laku di kalangan orang-orang berakal sehat, bahkan banyak dari kawan kami yangmemberitahukan, bahwa wasiat bohong itu telah tersebar diantara mereka, dan ada yang mempercayainya.

Atas dasar itu semua kami memandang perlu untuk menulisnya ; menjelaskan ketidakbenaran dan kebohongan wasiat itu terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, sehingga takseorangpun dapat tertipu olehnya.

Barang siapa diantara para ahli ilmu yang beriman dan orang orang yang berfikiran sehat mau mempelajarinya, niscaya ia akan tahu bahwa hal itu adalah kebohongan ditinjau dari beberapa segi, kami telahmenanyakan kepada keluarga dekat Syaikh Ahmad yang wasiat bohong itu dinisbatkan kepadanya, tetapi mereka mengingkari kebohongan itu, bahkan hal itu merupakan pembohongan terhadap SyaikhAhmad Rahimahullah, sebab beliau belum pernah mengatakannya sama sekali, dan beliau telah lama meninggal dunia, seandainya Syaikh Ahmad tersebut maupun yang lebih hebat daripadanya mendakwakanbahwasanya ia melihat Nabi Muhammad ketika sedang tidur atau berjaga, kemudian mewasiatkan seperti ini, pasti kita tahu bahwa hal itu bohong belaka, atau yang mengatakan kepadanya setan bukan Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam, berdasarkan keterangan keterangan di bawah ini.

Diantaranya :
Pertama : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan dapat dilihat oleh seseorang ketika ia berjaga setelah beliau wafat, jika ada dari kalangan sufi yang mendakwakan bahwasanya ia melihatRasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika ia berjaga setelah ia wafat, atau beliau menghadiri peringatan maulid atau yang lainnya, maka betul-betul ia telah berbuat salah dan menyeleweng, karenasesungguhnya mayat itu akan bangkit dari kuburnya pada hari kiamat, bukan di dunia sekarang ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :"Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian pasti akan mati, kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat" (QS. Al Mu'minun, 15-16).
Dengan demikian berarti Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan bahwasanya kebangkitan mayat itu pada hari kiamat bukan di dunia seperti sekarang ini, barang siapa yang menyalahi ituberarti ia jelas pembohong dan penyeleweng, ia tidak mengetahui kebenaran sebagaimana telah diketahui oleh ulama salaf, para sahabat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, dan para pengikut mereka dengansebaik-baiknya.

Kedua : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan mengatakan sesuatu berlawanan dengan yang hak, baik di masa hidupnya maupun sesudah wafatnya, dan wasiat di atas tadibenar-benar telah menyalahi syariatnya secara terang terangan ditinjau dari beberapa segi seperti di bawah ini.
Memang kadang kadang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dapat dilihat dalam mimpi, barang siapa yang melihat wajah beliau yang mulia, berarti ia betul-betul melihatnya, karena syetan tidak bisameyerupai wajah beliau, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam hadits hadits shohih. Yang paling penting ialah bagaimana keimanan orang yang mimpi tersebut, kejujurannya, keadilannya, hafalannya, agamanya dan amanatnya ?Apakah ia melihat wajah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam atau yang lainnya ? Jika ada hadits disabdakan oleh

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam di masa hidupnya diriwayatkan tidak melalui jalur orang orang terpercaya, adil dan kuat hafalannya, maka hadits tersebut tidak bisa dijadikan landasan huhum (argumen), atau hadits tersebut melalui jalur di atas, tapi bertentangan dengan riwayat paraperowi lain yang lebih terpercaya dan lebih kuat hafalannya, sedangkan tidak ada jalur sanad yang lain untuk dikorelasikan, maka yang pertama dimansukh (dihapus masa berlakunya) oleh yang kedua, dan tidakboleh diamalkan, dan hadits kedua sebagai nasikh, boleh diamalkan dengan syarat syarat tertentu jika memungkinkan, jika tidak memungkinkan untuk dikorelasikan maka yang lebih lemah hafalannya danlebih rendah tingkat keadilannya harus ditinggalkan, berarti kedudukan hadits tadi syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak bisa diamalkan.

Sekarang bagaimana dengan penyampaian wasiat yang tidak diketahui bahwa ia telah menukil dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak diketahui keadilan dan amanatnya ? Benar-benarwasiat ini harus ditinggalkan dan tidak perlu diperhatikan, walaupun isinya tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan harus lebih ditinggalkan jika wasiat itu mencakup hal hal yang menunjukkankebatilan dan kebohongan terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bahkan mencakup pensyariatan agama yang tidak diizinkan oleh Allah, sedangkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallampernah bersabda : "Barang siapa yang mengatakan sesuatu hal (yang dinisbatkan kepada saya) yang saya sendiri tidak pernah mengatakannya maka bersiaplah ia menduduki tempatnya dari apineraka".

Pendusta itu telah mengatakan wasiat itu dari Rasulullah, sedangkan beliau tidak pernah mengatakannya, berarti ia telah berdusta pada Rasulullah dan pada dirinya sendiri, bagaimana ia akanbebas dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sangat pedih itu, jika ia tidak cepat-cepat bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan memberitahukan kepada khayalak ramai bahwa ia telahmendakwakan dengan kebohongan wasiat itu atas diri Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, sebab orang yang telah menyebarkan kebatilan diantara manusia tidak akan diterima taubatnya kecuali denganmengumumkannya, sehingga diketahui oleh mereka bahwa ia telah kembali kepada jalan yang lurus.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya orang orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan, berupa keterangan keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam AlKitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat(pula)oleh semua (makhluk)yang dapat melaknat, kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebaikan), maka terhadap merekalah Aku (Allah) menerima taubatnya danAkulah penerima taubat lagi MahaPenyayang" (QS. Al Baqarah, 159-160).

Dalam ayat di atas, Allah telah menjelaskan barang siapa yang menyembunyikan suatu kebenaran, maka taubatnya tidak akan diterima, kecuali jika ia mengadakan perbaikan dan menjelaskankebenaran tersebut, Allah telah menyempurnakan agama-Nya bagi hamba-Nya, dan menyempunakan ni'mat-Nya kepada mereka dengan mengutus Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, dan wahyu yangditurunkan kepadanya adalah sempurna, beliau tidak akan dicabut nyawanya kecuali telah disempurnakan agama-Nya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya :"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nu'matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu" (QS. Al Maidah, 3).

Pendusta wasiat ini telah datang pada abad keempat belas untuk mengelabuhi manusia dan mensyariatkan kepada mereka agama baru, barang siapa yang mengikutinya, maka baginya disediakan sorga, dan barang siapa yangmenolak syariat itu, maka baginya disediakan neraka. Dengan demikian ia hendak menjadikan wasiat ini lebih baik dari Al Qur'an, yang mana jika seseorang tidak menulisnya dan tidak mengirimkannya dari suatau negara ke negara lainnya diharamkan baginya syafaat Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat, ini merupakan pembohongan yang paling hina dan jelas sekali, betapa tidak punya malu pembohong itu,ia telah berani berbuat bohong, kerena barang siapa yang menulis Al Qur'an yang mulia dan mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, tidak akan mendapatkankeutamaan seperti itu jika ia tidak mengamalkan kandungannya, bagaimana ia bisa memperoleh keutamaan itu jika hanya menulis dan mengirimkan wasiat bohong itu dari suatu negara ke negara yang lain.

Barang siapa yang tidak menulis Al Qur'an dan tidak mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang lain, maka tidak diharamkannya baginya syafaat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, jika iabenar-benar mengimaninya dan mengikuti syariatnya, satu kebohongan dalam wasiat ini saja sudah menjadi bukti atas kebatilannya, kebohongannya yang jelas, kecerobohan, kebodohan, danjauhnya dariajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Selain apa yang telah kami sebutkan tadi, masih banyak lagi hal-hal yang menunjukkan ketidakbenaran wasiat tersebut, walaupun pendusta itu bersumpah seribu kali atau lebih atas kebenarannya.

Seandainya pembuat wasiat itu bersumpah, jika ia berdusta pasti ia akan tertimpa azab yang sangat pedih sebagai saksi atas kebenarannya, maka tetap ia tidak bisa dipercaya, dan wasiat itu tidak berubah menjadi benar, bahkansaya berani bersumpah demi Allah dan demi Allah, bahwa perbuatan itu merupakan kebohongan yang paling besar dan kebatilan yang paling hina, kita bersaksi kepada Allah dan kepada malaikat yang telah datang kepada kita dan kepada kaum muslimin yang telah memperoleh tulisan ini, suatu kesaksian kita sampaikan kepada Allah, bahwasanya wasiat ini dusta dan bohong kalaudinisbatkan kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, semoga Allah membuat hina orang orang yang menisbatkan wasiat itu kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam, dan menyiksanya sesuai denganperbuatannya.

Da’wah pada Diri Sendiri dan Keluarga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

O ye who believe! save yourselves and your families from a Fire whose fuel is Men and Stones, over which are (appointed) angels stern (and) severe, who flinch not (from executing) the Commands they receive from Allah, but do (precisely) what they are commanded.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ana Nggak Suka Orang Pacaran

Hari ini, 8 Juni 2007. Pagi-pagi sekitar jam 10 an, habis makan mie ayam bareng temen-temen, ana jalan sama temen yang mungkin masih awam soal agama, tapi mau bertemen sama ana walau ana pakai cadar. Semua berkat rahmat dan kasih sayang Allah...

Waktu jalan, nggak sengaja, jadi ngomongin sepasang kekasih (menjijikan sekali kata-kata ini...) ya...tentu belum menikah, yang duduk di tempat kuliah hampir selalu sebelahan, tiap hari bareng terus... Sedangkan yang lain walaupun ada pacaran, nggak segitunya...

Saat itu, ana bilang sama temen yang jalan bareng ana, ana nggak suka orang pacaran. Saat itu ana sengaja ^o^
Ternyata iya, dia kesindir, entah marah atau nggak

Tapi ana bilangin...
Ana lagi belajar benci perbuatannya
Bukan orangnya...

Tapi emang kalo untuk dua sejoli yang kayak kera dan kutunya itu (bukan maksudnya nyamain sama kera atau kutu, tapi saking deketnya gitu...), orang yang pacaran aja nggak seneng... Katanya sih, kayak anak kecil...
Ternyata masih ada etika kepantasan di kalangan mereka para aktivis pacaran, walau itu juga nggak jelas...

Hikmahnya...

Walaupun kita punya temen macem-macem, dari yang sama-sama salafi, yang aktivis pacaran, yang nggak ngerti agama, sampai yang salah ambil jalan mendalami Islam, kita (harusnya) selalu punya keberanian untuk punya prinsip yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam.

Tapi, hendaknya kita memilih sahabat yang bisa membantu kita mendekatkan diri kepada Allah dan bisa saling melengkapi dalam tujuan memuliakan dienullah.

Wednesday, May 30, 2007

Looking for...

Ada 2 orang Nita yang pernah jadi teman sebangku ana
Nita SD, dan Nita SMA
Nita SD, sekarang entah sekolah di mana
Terakhir denger ada di SMP yang deket rel kereta api di Bogor
Nita SMA, entah dimana...
Terakhir ketemu kelas 2 SMA, itu juga sangat jarang...

Temen-temen SD yang jarang ketemu, temen-temen masa kecil...
Ada Sari, Wicka, Fathin, Ike, Lara, Puput, Getha, Julia, Martha, dll (maaf yang nggak kesebut...)

Kalian di mana ya?

Gimana ya kalian sekarang?

Guru-guru SD...

Kelas 1, Bu Sumarsih...
Kelas 2&3, Bu Yayat...
Kelas 4, Bu Rini...
Kelas 5, Bu Rukiah...
Kelas 6, Bu Nining...

Guru Olahraga, Pak Ruslan, Pak Syamsudin, dll...
Maaf jarang main ke SD...
Hehehe...

Kalo ada yang baca blog ini dan kenal dengan nama-nama di atas, kasih kabar ya...


TK (Taman Kanak-kanak)

Guru TK ana...

Bu Popi, orang berkerudung pertama yang ana lihat...
Ibu di mana sekarang?

Bu Lilit, bu kepala sekolah...
Pindah ke Kupang...
Gimana kabarnya ya?

Bu Iin, sekarang jadi kepada sekolah...
Ibu maaf jarang main ke TK...

Dan ibu guru nol kecil yang nggak sempet kenalan karena ana nggak pernah nol kecil...

Temen TK...

Raisa, Intan, Oya, Dinda, Lisa, Lena, Maritha, dll...
Yang ketemu malah sama yang laki-laki...

Pada kemana ya?

Kemudahan

Sesungguhnya hidup ini indah
Sesungguhnya kemudahan dalam hidup lebih banyak dari kesusahan
Tapi...
Entah, mengapa lebih mudah mengeluh karena suatu kesusahan...
Daripada bersyukur atas segala kemudahan...
Ingatkan ana ya untuk selalu bersyukur...

Rantai Karbon

Rantai karbon, bisa jadi intan, bisa jadi arang...
Bisa jadi sesuatu yang sangat kuat, bisa jadi sesuatu yang terbakar...

Hiks...

Semoga rantai karbon yang dikirim dari kampus ke rumah ana
(Ngerti kan? ^n^)
Bisa membuat ana lebih kuat
Seperti intan...

Semoga nantinya bisa lebih baik...

Today I Know

I may too loner
I keep what I feel
Though people think I’m so extrovert

I feel no one love me
Because no one ever said so
However, I know there must be anyone loves me

I keep too much burden on my own
I may show people what I think they won’t be worry about it

Today I know…
I’ll better share it sometimes
And try to handle it and make it over
No more keep it and it hurt me more and more

Friend is Not a Mind Reader

A friend is not a mind reader
They sometimes understand what you want
But often, they don’t

Have you ever heard it?
“How could it be you asking me to feel the things you never show?”

They just can remind you as they can
If they rarely give you advice, trust her
She may be afraid to tell you wrong way

Monday, May 21, 2007

Banyak Pertanyaan

Ana lagi bener-bener kesel...
kenapa...
Mereka...
Benci banget sama salafi?
Emang apa salahnya ittiba'?

Aneh...

Sebenernya sih nggak usah nanya....
merekanya juga nggak akan bisa menjawab
Capek...
Mendingan thalabul ilmi dulu yang bener
Dan berdoa
Semoga Allah membuka hati kita semua untuk menerima KEBENARAN

Pemaksaan

Kemaren, Ahad 20 Mei 2007
Ada acara untuk praktikan mata kuliah PAI di masjid kampus.

Tapi, kalo Ahad, ana ada acara ngaji di masjid lain
Yang jelas masjid salaf, dan itu kajian rutin
Mana rela ana nggak ikut cuma buat dapet nilai
Ana butuh nilai, tapi nggak gini juga caranya...

Waktu mau izin pergi
Mba penjaga absen bilang
"Nanti nilai kamu dikurangi..."

Tuh kan bener...
Emang yang pada dateng itu dipaksa...
Karena kalo nggak dateng nggak dapet nilai absensi.
Ntar nilai PAInya berkurang...
'Ainal ikhlash?

Lucu...
Mereka, tahu lah siapa...
Menganggap salafi itu keras
Padahal...
Salafi nggak pernah maksa orang ikut kajian salafi
Nggak kayak mereka...
cari seribu cara biar orang ngikutin jalan mereka...

Bener kan?!

Monday, May 07, 2007

Allah Always Support Me...

I feel so glad...
I know there's Someone that always care about me...
Give me everything I need...
Although I'm not doing good...

Allah always support me...
As long as I try to be a nice one...

Allahu Akbar!!!

Kenangan (part 2)

Ambilah pengalaman...

Jadikan pelajaran hidup...

Jadikan racun seperti obat...

Yang mengobati penyakit kronis...

Dalam dosis yang sedikit...

Kenangan (part 1)

Kadang buat ana...

Kenangan itu...

Racun...

Indah atau buruk...

Sama saja...

Hidup dalam kenangan...

Seperti mati...

Karena waktu terus maju...

Walau hakikatnya adalah berkurang...

Dalam kenangan ada kesalahan

Dalam kenangan ada kekhilafan

Dalam kenangan ada kelalaian

Walau kenangan itu indah...

Bukankah seseorang seharusnya malu akan kesalahannya?!

Kenangan...

Banyak melalaikan kita dari hal penting...

Yaitu beribadah dengan benar hanya kepada Allah...

Kenangan itu pasti ada...

Karena waktu yang berlalu kadang mengambil sebagian perasaan kita...

Atau kita meletakkan sebagian hati kita di jalan kenangan...

Biarlah kenangan menjadi sesuatu yang biasa...

Karena seindah-indahnya kain sutra,

Jika terlalu banyak ia akan tetap membebani...

I Do, But I...

I care for you

But I can’t understand you

I want to help you

But you never tell me what you need

If a friend is someone that can read what’s in your mind

I’ll never be your friend

(For all my friends, sorry not being a good one…)

Mendoakan Orang Lain

Kalo mendoakan orang lain

Nggak usah di depan orangnya...

Apalagi ngedoain,

“Semoga kamu mendapat hidayah”

Seakan dia orang yang tersesat

Dan kita nggak...

Lagipula...

Bukankah doa yang lebih baik itu yang tidak diketahui oleh orang yang kita doakan?

Supaya malaikat pun mendoakan untuk kita hal yang sama... ^u^

Allahu a’lam...

Memegang Bara yang Menyala (Part 2)

Ketika kita berusia 19 tahun,

19 tahun ke belakang terasa sangat singkat.

Bahkan kita masih merasakan bermain-main sewaktu kita kecil.

Kalo kita mati nanti...

Apa rasanya kehidupan ya?

Mungkin (kalo bisa ketawa), kita akan menertawakan diri kita

Ketika kita mengejar apa yang tidak bermanfat bagi dunia dan akhirat kita

Ketika kita menzzhalimi orang-orang...

Walaupun nanti kita tertawa, tapi lebih mungkin untuk menangis...

Tidak ada yang bisa diubah

Ya Allah, alhamdulillah diingatkan

Semoga sebelum mati hamba sempat bertaubat...


Semoga apa yang ana usahakan bermanfaat bagi antum wa antunna...