Tuesday, February 12, 2008

I Just Realize...

Ana baru aja baca buku curhat waktu SMP sama seorang temen yang sekarang ada di Malaysia. Isi buku itu, norak banget, nggak mature sama sekali. Bahkan cenderung malu-maluin... Ternyata masa itu emang ana belum bisa berpikir jernih, apalagi matang. Sedikit-sedikit bilang suka, benci, terlalu fluktuatif.

Tapi dari beberapa curhatan, ternyata ana nemuin ana itu seringkali salah orang. Seringkali ana suka sama siapa, tapi ternyata yang suka ana bukan orang yang ana suka... Tapi alhamdulillah, ternyata itu juga yang melindungi ana dan membuat ana punya rekor nggak pernah merasakan putus (pacaran aja nggak pernah ^o^)... Dan itu masih berulang sampai SMA...

Ternyata kata temen ana bahwa ana itu sering sibuk dengan perasaan sendiri ada benernya. Tapi jujur itu semua bukan untuk menyakiti siapapun atau untuk bersenang-senang, karena semua itu adalah ilegal (alias nggak boleh). Rasa suka tanpa disertai kesiapan untuk menjadikannya halal, mau dengan orang yang disuka maupun sebaliknya, tetep aja nggak boleh toh... Nggak ada kewajiban membalas cinta seorang yang membawa kita ke arah yang diharamkan... Bahkan kalo jadinya pacaran ya itu mah haram atuh...

Tapi ana juga pengen minta maaf atas korban-korban ke-oon-an ana...

Alhamdulillah, ketika ana bodoh, ana “dipersulit” untuk mengetahui siapa yang suka sama ana. Ketika ana udah agak pinter... tetep aja nggak tau siapa yang suka sama ana... Karena itu NGGAK PENTING.

“I’ll try to keep a place in my heart which is for my future husband. I even try not to care about my own feeling to anyone I shouldn’t love. Of course, I really won’t care about someone’s feeling to me as long as it not on the right path...”

Satu dari 101

Dari 101 kasus ibu kandung yang membunuh anaknya, yang paling diingat adalah seorang ibu lulusan ITB yang suaminya juga lulusan ITB yang membunuh 3 anaknya, yang kerudungnya lebar dan suaminya aktivis. Padahal, ada ibu lain yang membunuh anak-anaknya sendiri dengan cara membakarnya, tapi menghilang begitu saja dari berita.

Dari 101 kasus terorisme di dunia, mafia, gengster, tapi yang paling diingat adalah teroris yang kebetulan berjenggot dan celananya tidak isbal. Padahal Hitler tidak berjenggot dan celamanya isbal. Para mafia, bahkan tidak ada yang Muslim. Para gengster di Amerika yang sering melakukan penembakan di jalan-jalan pun hampir tidak ada yang Muslim.

Dari 101 gaya berpakaian perempuan yang ada di Indonesia, perempuan yang menggunakan cadar menjadi hal yang lebih menghebohkan daripada mereka yang hanya mengenakan pakaian pendek atau ketat keluar rumah. Kerudung yang dililit leher dan mencekik pemakainya tidak dipandang kurang benar. Kerudung longgar yang dipeniti sana-sini sampai ketat pun tidak diprotes, malah katanya terlihat lebih cantik. Padahal, kalau ibu-ibu sadar, pada suami mereka justru tidak akan tergoda dengan para perempuan catik yang berada di balik cadarnya (hehehe...).

Dari 101 orang yang sabar, mungkin ana salah satu yang kurang sabar dan sering bertanya, “Koq kaya gini sih?”. Tapi itu semua nggak perlu dijawab, karena subjektivitas terlalu jelas dalam masalah-masalah di atas.

It’s Not a Rejection

I hate to be hug

I hate to be touch

But trust me, it’s not a rejection, it’s all too strange to me…

I have too much criticism without being praise

I have too much think about what people feel and think for what I do than being understood…

Now I learn to accept it, and I’m sorry if you feel discomfort with me…

I may too cold, too strict, and please don’t ask me why I become like this…

Just help me to become better…

I Try...

I just give up with what people doing to me. I don’t know and I’ll never know do they really mean to do evil to me or they just never mean it? I just give it back to Allah. He knows people that really love me and really hates me.

Their loves and their hates is not my business, because I just have to treat people as nice as I can. I don’t need to revenge someone who doing bad to me as he or she did. That won’t make me different with him or her.

It really hurt to be hates by someone you love, or feeling that you less love than others. But I know that this world never be that cold. There so much love for me and for people around me. I don’t even need to search it because it’s all around. But sometimes it doesn’t show.

Now I try to forgive all bad thing I ever feel, every people I blame for what happen to me, and every blaming claim that people give to me for what I never did. Though it’s hard and stressful, I’ll try…

I think writing this message will release my hard feel. But it’s not yet… Thank you for supporting me, whoever you are, though you never show you affection to me…

Dosenku tega…

Dosen-dosen ana ternyata tidak sebaik penampakannya… Ternyata mereka tidak sedewasa pemikiran mereka di bidang ilmu mereka. Ternyata walau mereka tidak mempelajari ilmu agama secara intensif, mereka merasa pintar juga di bidang ini... Bukan masalah sirik atau nggak suka, tapi kalo yang nggak ahli agama banyak ngomong dan omongannya dipercaya, ancur dong...

Mereka ngerti ajaran agama katholik, protestan, tapi koq belajar Islamnya sakarepe (maaf kasar). Yang beda disindir-sindir, tanpa mau bertanya... Asam garam yang sudah mereka makan menjadikan mereka kenyang dan tidak lagi haus dan lapar dalam mencari kebenaran...

Tapi kayaknya mereka nggak segitunya sih...

Ah, tapi intinya ana lagi sebel...

Ana nggak ganggu mereka, bahkan nggak protes materi kuliah mereka. Ana coba menjadikan materi kuliah sekedar wawasan isi otak orang lain. Ancur dan aneh, tapi ada yang kepake. Lha wong dosennya sendiri yang bilang kalo orang-orang di bidang ilmu ana berasal dari keluarga broken home. Tapi yang jadi pertanyaan, ilmu apa yang bisa diperoleh dari orang-orang yang mindsetnya seperti itu?

Tapi ada 1 hal positif...

Ana harus lebih sering minta perlindungan sama Allah dari pikiran nyeleneh, ancur, ga jelas... Dari godaan untuk nggak istiqomah cuma gara-gara sindiran dosen...

Maybe they want me to go out. But I have a responsibility to have my college done, because my parent want it. I know it’s not my right path, but I know Allah will help me. I try my best to help myself too.

Wa laa takilnii ilaa nafsi thorfata ‘ain...

Pertanyaan Aneh...

Ana pernah nanya sama seorang temen, ketika itu ana lagi aneh, lagi memikirkan seuatu yang seharusnya belum ana pikirkan karena belum menjadi suatu realita bagi ana (hohoho…)

Siapa yang lebih baik dipilih, seorang yang ketika kita ingat membuat kita “tersenyum” (karena tingkah lakunya menyebalkan) atau seorang yang ketika kita ingat membuat kita menangis (karena terpisah jauh dan sikapnya terlalu baik untuk dilupakan)?

Temen ana menjawab, “Yang bikin kita nangis...”

Setelah itu, ana merasa bodoh, ngapain dipikirin? Ngapain ditanyain?

Nggak guna...

Dua-duanya belum halal, dua-duanya nggak perlu dipikirin dan dibingungin... Walau dua-duanya memang ada...

Boting ah (bodo teuing...)

Yang penting ntar yang benerannya bisa bikin ana bahagia dunia akhirat...


Semoga apa yang ana usahakan bermanfaat bagi antum wa antunna...