Welcome to my blog... Let’s check out the list of 6 personalities those I’m not able yet to make a friend with. In Indonesia aja ya...
1. Gila hormat: Siapa juga yang mau temenan sama orang gila... Selama situ hormati ana, Insya Allah ana juga menghormati situ...
2. Tukang boong: Boong itu dosa... Nyakitin... Nyebelin... Apa sih susahnya jujur?
3. Gengsian: Makan tu gengsi... Bikin hidup susah aja...
4. Gak Tau Malu: Maaf, lagi belajar untuk tau malu... Kalo ana temenan sama situ sama-sama gak ada progress dong...
5. Nggak percayaan: Silakan berteman dengan diri anda sendiri...
6. Curigaan: Bikin cape karena mau baik mau jahat sama aja dicurigain. Cape deh...
Hehe... Maap kalo ada yang kesindir. Itu mah bukan buat nyindir siapa-siapa. Lagian rata-rata orang juga nggak mau temenan sama orang kayak gini, apalagi semua berkumpul jadi 1 (orang gila hormat tapi tukang boong. Udah gitu gengsian, gak tau malu, nggak percayaan, curigaan, idup lagi ^o^)
Ana juga nulis ini untuk mengingatkan ana supaya nggak jadi seperti itu... Tanpa menafikan adanya kekurangan pada setiap orang...
Ayo kita semangat memperbaiki diri agar sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah 'ala fahmi salaf.
Tuesday, August 21, 2007
Saturday, August 18, 2007
Memperbaiki Kesalahan Tanpa Kesalahan
Kayak motto PEGADAIAN aja... Tapi nggak ada hubungannya koq, ini cuma sedikit curhatan dari masa lalu yang mungkin sampe sekarang masih terjadi, tapi alhamdulillah intensitasnya berkurang, secara temennya juga lebih baik ^u^
Waktu dulu baru mengenal Islam, wuiih, semangat banget dah! Kagak mau ngomong sama ikhwan, galak abis sama orang-orang, pengen pergi perang ke timur tengah, eh...tiba-tiba ditegur sama temen seliqo (dulu ana pernah liqo, tapi alhamdulillah sekarang udah bebas!) di depan temen yang lain... Seger banget dah!
Atau kalo lagi sensi (emang dasarnya sensi), trus lagi PMS, padahal sama-sama akhwat, tapi kalo ngingetin masya Allah, kayaknya demen banget nemuin kesalahan diri ana.
Saat itu, sebel banget ni hati! Gondok banget! Perasaan ni orang-orang ngingetin apa ngejatohin?! Yang nasehatin supaya nggak sensi nyatanya lebih sensi dari ana. Ada juga yang nasehatin jangan terlalu jaga hijab sama ikhwan (hah?! Annneeeh!)
Dari sini, ana cuma pengen nitip pesen, terutama buat ana sendiri dan umumnya buat yang baca blog ini.
Kalo ada temen kita berbuat salah, wong ya dilihat sebagai suatu ketergelinciran, bukan kesengajaan. Orang waras pasti akan nolongin orang yang tergelincir kan, bukan orang yang dianggap menjatuhkan diri sendiri...
Kalo seorang temen melakukan kesalahan, tinjau lagi apa bener dia salah apa cuma nggak sesuai dengan standar ideal temen untuk kita? Apakah justru kita yang ingin temen kita jadi apa yang kita mau? Apakah kesalahannya juga menyalahi Al Qur’an dan As Sunnah? Kalo nggak, lebih baik dilihat dulu adakah dari diri teman kita itu yang lebih penting, kesalahan yang lebih besar (yaitu dosa-dosa besar seperti syirik dan sebagainya) yang masih dia perbuat?
Temen sejati harusnya nggak membiarkan temennya tergelincir terus menerus, tapi juga tidak menjadikan seorang teman sebuah objek yang harus menjadi seperti apa yang dia kehendaki.
Waktu dulu baru mengenal Islam, wuiih, semangat banget dah! Kagak mau ngomong sama ikhwan, galak abis sama orang-orang, pengen pergi perang ke timur tengah, eh...tiba-tiba ditegur sama temen seliqo (dulu ana pernah liqo, tapi alhamdulillah sekarang udah bebas!) di depan temen yang lain... Seger banget dah!
Atau kalo lagi sensi (emang dasarnya sensi), trus lagi PMS, padahal sama-sama akhwat, tapi kalo ngingetin masya Allah, kayaknya demen banget nemuin kesalahan diri ana.
Saat itu, sebel banget ni hati! Gondok banget! Perasaan ni orang-orang ngingetin apa ngejatohin?! Yang nasehatin supaya nggak sensi nyatanya lebih sensi dari ana. Ada juga yang nasehatin jangan terlalu jaga hijab sama ikhwan (hah?! Annneeeh!)
Dari sini, ana cuma pengen nitip pesen, terutama buat ana sendiri dan umumnya buat yang baca blog ini.
Kalo ada temen kita berbuat salah, wong ya dilihat sebagai suatu ketergelinciran, bukan kesengajaan. Orang waras pasti akan nolongin orang yang tergelincir kan, bukan orang yang dianggap menjatuhkan diri sendiri...
Kalo seorang temen melakukan kesalahan, tinjau lagi apa bener dia salah apa cuma nggak sesuai dengan standar ideal temen untuk kita? Apakah justru kita yang ingin temen kita jadi apa yang kita mau? Apakah kesalahannya juga menyalahi Al Qur’an dan As Sunnah? Kalo nggak, lebih baik dilihat dulu adakah dari diri teman kita itu yang lebih penting, kesalahan yang lebih besar (yaitu dosa-dosa besar seperti syirik dan sebagainya) yang masih dia perbuat?
Temen sejati harusnya nggak membiarkan temennya tergelincir terus menerus, tapi juga tidak menjadikan seorang teman sebuah objek yang harus menjadi seperti apa yang dia kehendaki.
Upset and Setup
Upset and setup…
They are so different…
“Upset” shows the feeling when something we expected is not happened. It doesn’t in the same with something unexpected happen…
“Setup” is a system that makes something happens properly.
There is no direct connection between setup and upset. But sometimes when we feel upset, we don’t want to use the proper setup to done something correctly.
If we are really mature, madness to something won’t make us mad with everything around us. We won’t look for something to blame. Though we are blaming someone or something, we will more attract to looking for the solver.
They are so different…
“Upset” shows the feeling when something we expected is not happened. It doesn’t in the same with something unexpected happen…
“Setup” is a system that makes something happens properly.
There is no direct connection between setup and upset. But sometimes when we feel upset, we don’t want to use the proper setup to done something correctly.
If we are really mature, madness to something won’t make us mad with everything around us. We won’t look for something to blame. Though we are blaming someone or something, we will more attract to looking for the solver.
About Heaven
When I think about heaven…
It’s about the possibilities…
The people I love are not with me…
Or I’m not with people that I love…
Or I’m with them together in the heaven ^u^
But I believe there is no sadness in heaven…
Am I belonging in heaven? It’s not a good question… It shouldn’t be question, but it should be motivation.
In the ever after life, the end of the long road only two and they are heaven or hell. Of course I never want to go to the hell.
I’ve read the article about the beauty of heaven, it can’t be imagine by our minds. Its beauty never been seen by our eyes, never been heard by our ears, and never been touched by our hands…
I wonder why there are many people want to go to heaven but never want to learn how to go there. They don’t want to learn about Islam in the right theory and practice it in daily life. They have hundreds of reason to not going learn Islam. Even they want to, they looking for the speakers those can make them happy, justify their faults, and excuse the continuous faults their make…
Dear, heaven decorate with unlovely things…
It’s about the possibilities…
The people I love are not with me…
Or I’m not with people that I love…
Or I’m with them together in the heaven ^u^
But I believe there is no sadness in heaven…
Am I belonging in heaven? It’s not a good question… It shouldn’t be question, but it should be motivation.
In the ever after life, the end of the long road only two and they are heaven or hell. Of course I never want to go to the hell.
I’ve read the article about the beauty of heaven, it can’t be imagine by our minds. Its beauty never been seen by our eyes, never been heard by our ears, and never been touched by our hands…
I wonder why there are many people want to go to heaven but never want to learn how to go there. They don’t want to learn about Islam in the right theory and practice it in daily life. They have hundreds of reason to not going learn Islam. Even they want to, they looking for the speakers those can make them happy, justify their faults, and excuse the continuous faults their make…
Dear, heaven decorate with unlovely things…
Question from My Friend
It’s a Saturday morning in my high school mosque. I and my friend talk in English because we think our ability wasn’t great. We talk about so many things. But there is one thing I really remember.
She asked me, why did the women in Saudi can’t go without their man? Why did it really unsafe for women to walk alone without the man, their husband or their father or their brother or their uncle, beside them?
But in Indonesia, we are safe to walk alone to the campus in other town and we are safe to walk alone even without important goal, etc. As she know (and me too), Islamic condition is far better there in Saudi than in Indonesia.
I didn’t know the answer. I think it’s about the different culture. But I think, there are too many things to be concluded into one conclusion.
However, I think the men in Saudi and the men in Indonesia still the same, they love women. As we know too, the women still beautiful everywhere.
Dear, friend. You know who you are. Here’s my answer for you. I hope you love my answer.
In Saudi, to “attract” the men, Saudi’s women only have to go out without their man. They go with fully veiled even on their face; they don’t need to show what are forbidden to show.
But in Indonesia, to “attract” the men, women have to show a half of those are forbidden to show. Minimum, they show their hair. The men weren’t attracted anymore to the women with tidy closed cloth. They have to see more to be attracted… At least they have to see beautiful face though they love women with veil on their head.
…
It’s not a generalization for all men and women in Indonesia. It’s globally happen to every men and women.
What you see is what you want. Remember that. So, be careful when you looking at something…
She asked me, why did the women in Saudi can’t go without their man? Why did it really unsafe for women to walk alone without the man, their husband or their father or their brother or their uncle, beside them?
But in Indonesia, we are safe to walk alone to the campus in other town and we are safe to walk alone even without important goal, etc. As she know (and me too), Islamic condition is far better there in Saudi than in Indonesia.
I didn’t know the answer. I think it’s about the different culture. But I think, there are too many things to be concluded into one conclusion.
However, I think the men in Saudi and the men in Indonesia still the same, they love women. As we know too, the women still beautiful everywhere.
Dear, friend. You know who you are. Here’s my answer for you. I hope you love my answer.
In Saudi, to “attract” the men, Saudi’s women only have to go out without their man. They go with fully veiled even on their face; they don’t need to show what are forbidden to show.
But in Indonesia, to “attract” the men, women have to show a half of those are forbidden to show. Minimum, they show their hair. The men weren’t attracted anymore to the women with tidy closed cloth. They have to see more to be attracted… At least they have to see beautiful face though they love women with veil on their head.
…
It’s not a generalization for all men and women in Indonesia. It’s globally happen to every men and women.
What you see is what you want. Remember that. So, be careful when you looking at something…
Wednesday, August 08, 2007
Pengen Nolong Malah...
Udah nalurinya manusia buat saling nolong...
Udah nalurinya manusia untuk minta tolong dan pengen ditolongin kalo lagi susah...
Lagian, Allah juga memerintahkan untuk saling tolong menolong...
Terinspirasi dari SMS seorang sahabat yang bingung balas budi sama ikhwan yang nolong dia untuk kenal manhaj salaf...
Ceritanya mirip sama ana... Bedanya, ana ditolong hampir 5 ikhwan, bahkan lebih untuk kenal manhaj salaf. Sayangnya, tidak termasuk kakak ana yang malah pilih jalan lain...
Beruntungnya (kata ana mah ini keberuntungan ^-^), temen ana ini ikhwannya udah siap nikah, tapi temen ananya yang malah belum siap...
Hehehe... Cuma itu cerita yang nggak sama dan terbalik dengan ana...
Ngerti kan...?
Dulu pun ana pusing bales budi gimana... Kalo sama satu orang, yang lain salah paham. Dan itulah yang sepertinya terjadi...
Di sini, kalo ada yang baca, kalopun nggak bukan masalah buat ana... Hanya ingin meluruskan salah paham... Kalo ada...
Makasih udah nolongin ana mengenal manhaj salaf, semoga kalian dapet apa yang lebih berharga dari unta merah... Maap kalo ada yang salah paham. Kalo kalian pernah ada yang merasa ana lebih perhatian sama yang lain, ana hanya merasa kalian udah punya orang lain yang nolong kalian. Kalian sama aja buat ana.
Semoga Allah memberi kalian yang terbaik... Karena ana nggak tau cara balas budi yang bener kecuali lewat 1 jalan tapi kayaknya belum ada yang siap tuh... ^o^
Udah nalurinya manusia untuk minta tolong dan pengen ditolongin kalo lagi susah...
Lagian, Allah juga memerintahkan untuk saling tolong menolong...
Terinspirasi dari SMS seorang sahabat yang bingung balas budi sama ikhwan yang nolong dia untuk kenal manhaj salaf...
Ceritanya mirip sama ana... Bedanya, ana ditolong hampir 5 ikhwan, bahkan lebih untuk kenal manhaj salaf. Sayangnya, tidak termasuk kakak ana yang malah pilih jalan lain...
Beruntungnya (kata ana mah ini keberuntungan ^-^), temen ana ini ikhwannya udah siap nikah, tapi temen ananya yang malah belum siap...
Hehehe... Cuma itu cerita yang nggak sama dan terbalik dengan ana...
Ngerti kan...?
Dulu pun ana pusing bales budi gimana... Kalo sama satu orang, yang lain salah paham. Dan itulah yang sepertinya terjadi...
Di sini, kalo ada yang baca, kalopun nggak bukan masalah buat ana... Hanya ingin meluruskan salah paham... Kalo ada...
Makasih udah nolongin ana mengenal manhaj salaf, semoga kalian dapet apa yang lebih berharga dari unta merah... Maap kalo ada yang salah paham. Kalo kalian pernah ada yang merasa ana lebih perhatian sama yang lain, ana hanya merasa kalian udah punya orang lain yang nolong kalian. Kalian sama aja buat ana.
Semoga Allah memberi kalian yang terbaik... Karena ana nggak tau cara balas budi yang bener kecuali lewat 1 jalan tapi kayaknya belum ada yang siap tuh... ^o^
A Little Bit Disappointed
I’m a little bit disappointed with some of my own family…
I know I’d better not talk about it in the internet, but I still can’t forgive them…
I may forgive everything, except one…
They interrupted me on my praying…
They know I was stood on my praying. But they kept on made jokes. They laughed and that really makes me annoyed…
I may forgive every fault, though I may now say it and then forget it, but not with disturbing my praying…
Help me to forgive them, because I don’t want to…
I know I’d better not talk about it in the internet, but I still can’t forgive them…
I may forgive everything, except one…
They interrupted me on my praying…
They know I was stood on my praying. But they kept on made jokes. They laughed and that really makes me annoyed…
I may forgive every fault, though I may now say it and then forget it, but not with disturbing my praying…
Help me to forgive them, because I don’t want to…
Kadang Desperado…
Kadang ana jadi desperate, agak putus asa... Bukan putus asa deh, tapi buntu aja pikiran...
Mau usaha apa ya biar bisa bantuin ortu...
Walau ortu masih mampu biayain anak-anaknya, tapi tetep aja pengen bisa bantuin walau sedikit...
Walau cuma untuk diri sendiri...
Sekarang masalahnya modal, tapi kalopun ada modal mau usahain apa?
Masak belum bisa... Bisa sih, tapi nggak jago bumbu...
Lay-out ini itu, desain grafis, tapi belom ada juga yang ngasih kerjaan...
Mau jualan, jualan apa... Mau jualan buku, temen udah ada yang jual buku...
Jual minyak wangi, takut ntar dipake keluar rumah sama temen perempuan...
Mau jualan sembako, nggak minat...
Jualan pulsa? Nggak deh...
Pusiiiiing...
It’s true...
Mulai sesuatu adalah setengah dari pekerjaan...
Dan mulai berusaha adalah setengah dari punya usaha...
Huaaaaaa...
Mau usaha apa ya biar bisa bantuin ortu...
Walau ortu masih mampu biayain anak-anaknya, tapi tetep aja pengen bisa bantuin walau sedikit...
Walau cuma untuk diri sendiri...
Sekarang masalahnya modal, tapi kalopun ada modal mau usahain apa?
Masak belum bisa... Bisa sih, tapi nggak jago bumbu...
Lay-out ini itu, desain grafis, tapi belom ada juga yang ngasih kerjaan...
Mau jualan, jualan apa... Mau jualan buku, temen udah ada yang jual buku...
Jual minyak wangi, takut ntar dipake keluar rumah sama temen perempuan...
Mau jualan sembako, nggak minat...
Jualan pulsa? Nggak deh...
Pusiiiiing...
It’s true...
Mulai sesuatu adalah setengah dari pekerjaan...
Dan mulai berusaha adalah setengah dari punya usaha...
Huaaaaaa...
Still...
Still, I have a dream to be someone, the important one, but I prefer to be the good one, so everyone needs me…
Still, I want to be a good one, but I may do something wrong, I need other to remind me when I do wrong…
Still, I can’t accept what people talk about me sometimes, but I’m just a human and I keep thinking what people say to me, though I’m not show it…
Still, I want to be love and I want to feel love, but this life has been too verbally for me, so I can’t feel it until others declare it…
Still, I want to forgive everyone who faults me, but I’ll try to forgive my faults too…
Still, I really hope that my faults have been forgiven, but I’ll try to introspect myself…
Still, I want to ask one thing…
Man dzalladzii maa saa a qath?
Wa man lahu, lahul husna faqath?
Don’t see my faults from the magnifier lens (kaca pembesar bahasa Inggrisnya apa ya??)
Still, I want to be a good one, but I may do something wrong, I need other to remind me when I do wrong…
Still, I can’t accept what people talk about me sometimes, but I’m just a human and I keep thinking what people say to me, though I’m not show it…
Still, I want to be love and I want to feel love, but this life has been too verbally for me, so I can’t feel it until others declare it…
Still, I want to forgive everyone who faults me, but I’ll try to forgive my faults too…
Still, I really hope that my faults have been forgiven, but I’ll try to introspect myself…
Still, I want to ask one thing…
Man dzalladzii maa saa a qath?
Wa man lahu, lahul husna faqath?
Don’t see my faults from the magnifier lens (kaca pembesar bahasa Inggrisnya apa ya??)
Subscribe to:
Posts (Atom)

Semoga apa yang ana usahakan bermanfaat bagi antum wa antunna...