Wednesday, January 24, 2007
Buat Saudaraku Mu'allaf
Nggak Akan Ridho
Biar Nggak Bingung
Segala ibadah itu HARAM kecuali ada dalil yang memerintahkannya. Segala mu’amalah itu HALAL kecuali ada dalil yang melarangnya...
Jelas banget kan!
Beda jalan
Sudah Tradisi???!!!
Ane sebel sama orang yang masih masang sesajen dan ngelemparin sesajen ke laut. Masih ada yang minita sama kubur... Masya Allah... Minta sama siapa sih??? Apakah masih ragu bahwa kita bisa minta langsung sama Allah??? Allahu Akbar... Kenapa ada aja orang yang lebih cinta sama tradisi daripada menyelamatkan dirinya dari api neraka!!!
Yang muda, dengan gampang baca ramalan bintang, pake alesan nggak akan percaya. Ada yang pergi ke paranormal, pake alesan nggak akan percaya... Boong banget! Lagian juga meski nggak percaya, resikonya berat tuh, sholat nggak diterima 40 hari... Masih ada aja yang ngambil resiko ini... Ada lagi yang bebalnya minta ampun, jadi nggak sholat 40 hari itu... Masya Allah... Bukannya taubat!!!
Jangan sampe kayak iklan, syirik, sudah tradisi! Naudzubillah!!!
Keras Terhadap Orang yang Berbuat Syirik
Berteman dengan Manusia
Jika Kamu Orang Bertakwa
Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
Maryam berkata, ”Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
Notes: Baca deh tarjamah Al Qur’an surah Maryam-nya sampe ayat 22 (’afwan ane males ngetik... Kan harus semangat mencari ya...!) Betapa seorang Maryam menjaga kesucian dirinya, betapa kokoh ketakwaannya... Semoga ane bisa seperti Maryam yang kokoh ketakwaannya...
Sayang banget, beberapa orang tersesat dan menjadikan Maryam sebagai sesembahan... Semoga Allah menjauhkan kita semua dari jalan yang sesat...!
Da'wah Butuh 'Ilmu
Posisi kita (ane...) yang baru mulai ngaji, dan dengan semangat yang tinggi banget, itu ujian buat kita. Apakah dengan ’ilmu yang baru sedikit bikin kita berani menda’wahi masyarakat luas? Apakah dengan ’ilmu yang baru sedikit itu kita udah berani memberi jawaban atas semua pertanyaan tentang Islam?
Da’wah itu harus, tapi kita kudu melihat ke diri kita, apakah ketika kita menyampaikan akan sama dengan apa yang kita dengan dan sama dengan maksud dari ustadz yang kita dengan kajiannya?
Kadang... Orang yang baru ngaji itu ada sedikit rasa lebih dari orang lain... Misalnya, lebih bisa menjawab pertanyaan tentang Islam, lebih baik dari beberapa sisi... Naudzubillah! Ane ngomong gini karena ane yang ngerasain sendiri. Sulit banget untuk membunuh rasa sombong ini, dan membuangnya jauh ke tempat dimana ane nggak akan nemuin kesombongan ini lagi... Rasa sombong itu begitu halus... Tapi tetep aja, nggak bisa dibenarkan. Apalagi ketika ane dalam posisi sebagai seorang yang bertugas ”menda’wahi” adik-adik kelas di SMA... ’Ilmu yang sedikit itu harusnya bikin ane sadar, ane harus lebih banyak ngaji. Bukan lebih banyak ngomong...
Alhamdulillah, Allah memberi ane jalan yang indah... Semula ane merasa ”dikubur”, tapi ternyata Allah Memberi jalan terbaik, karena Allah lebih tau ane belum sanggup berda’wah... Al Qur’an belum hafal. Hadits belum ada yang hafal. Apalagi tafsir... Bahasa ’Arab nggak ngerti. Masya Allah, orang kayak gini mau da’wah... Masya Allah...
Semoga ane bukan termasuk orang-orang yang dikhawatirkan oleh Rasulullah Shalalaahu ’Alaihi Wasallam, yaitu para da’i yang menyesatkan ummat.
Semoga kesombongan ini tidak berganti dengan kesombongan karena berusaha tidak sombong.
Bersabar
Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallaahu Anha yang berkata, aku dengan Rasulullah Shalalaahu ’Alaihi Wasallam bersabda,
”Jika seorang mendapat mushibah lalu berkata ’Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah, beri aku pahala di mushibahku dan beri aku ganti yang lebih baik darinya.’ Melainkan Allah Ta’ala memberinya pahala di mushibahnya dan memberi ganti yang lebih baik darinya.” Ummu Salamah berkata, ”Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata seperti yang diperintahkan Rasulullah Shalalaahu ’Alaihi Wasallam kepadaku, lalu Allah memberiku ganti yang lebih baik daripada Abu Salamah, yaitu Rasulullah Shalallaahu ’Alaihi Wasallam.” (HR. Muslim)
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(Maraji’: Selancar Takwa, Dr. Abdul Adzim Badawi)
Tuesday, January 23, 2007
Kesombongan
Kesombongan adalah sesuatu yang berbahaya karena bisa menghalangi orang masuk jannah...
Semoga Allah menjauhkan kita dari kesombongan...
Da'wah dengan Penuh Kelembutan
Da’wah itu harus penuh kelembutan... Dalam Al Qur’an, Nabi Musa saja diperintahkan oleh Allah untuk menda’wahi Fir’aun dengan lembut. Padahal sudah jelas kemunkaran yang dilakukan Fir’aun...
Apalagi menda’wahi temen-temen kita, keluarga kita... Mungkin karena ketidaktahuan merekalah mereka melakukan kesalahan. Beritahu mereka. Jika mereka memang masih menolak, sesungguhnya Allah Yang Memberi hidayah...
Kalo ada yang bengal, nggak mau denger, atau udah tau itu salah tapi masih melakukan juga... Doakan aja... Semoga Allah membuka hati mereka... Jangan malah dimarahi... Jangan juga membuka kesalahan mereka di depan umum.
Perbedaan nashihat dan penghinaan adalah ketika menyampaikan, secara sembunyi-sembunyi atau di depan orang banyak...
Pikir baik-baik sebelum marahin orang. Jangan-jangan setelah dimarahin mereka tambah jauh dari tujuan kita. Hanya orang-orang terpilih yang bisa maju setelah dimarahi...
Kalo da’wah kita nggak kelihatan hasilnya dari jumlah orang yang akhirnya sadar pentingnya tauhid, semoga itu nggak mengganggu keikhlasan kita... Allah Maha Mengetahui apa yang kita lakukan...
Maafin ane ya kalo pernah galak...
Itsar
Padahal dulu... Orang-orang shalih terdahulu, bersedia mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk kepentingan kawan yang lain... Betapa ukhuwah yang sangat erat... Nggak mementingkan diri sendiri dan selalu memikirkan kebahagiaan orang lain, yang dicintainya karena keimanan. Bahkan, ana denger dari seorang kawan, seorang ustadz zaman kiwari yang meninggal dan meninggalkan banyak hutang, untuk menolong orang lain (semoga Allah memudahkan jalannya di akhirat dan memudahkan ahli warisnya untuk membayar hutang...) Betapa besarnya semangat untuk mendahulukan orang lain...
Kita... (Mungkin cuma ane...)
Boro-boro menyadari kesempitan yang dihadapi saudara seiman kita... Temen minta tolong aja kadang ditolak, gara-gara kita ada kepentingan lain... Atau kita berpikir bahwa nggak ada yang mikirin kita, ngapain kita mikirin orang lain... Masya Allah...
Coba deh, kalo kita punya sebotol air minum, tapi tinggal sedikit lagi. Saat itu kita hauuuus banget. Trus ada temen kita yang haus juga. Paling baiknya kita, tuh minuman yang dikit, dibagi 2. Atau bilang sama temen ”Maaf ya, minumnya sedikit lagi...”
Bukankah kebaikan yang kita lakukan adalah untuk mendapatkan ridho Allah? Bukankah menolong kesulitan saudara se’aqidah itu wajib? Apa hak kita untuk menilai pertolongan ini kecil atau besar? Apa salahnya menolong dalam hal kecil, apalagi hal besar?
Semoga pengetik blog ini bisa melaksanakan nashihatnya ini...
Ikhlash dalam Berteman
Kadang ada yang temenan cuma karena sering ketemuan. Ada yang bertemen karena sama-sama suka hal yang sama, hobi sama, atau kesamaan yang lain. Yang rada kuno, ada orang bertemen gara-gara status sosial yang sama (sama-sama orang kaya, sama-sma pengusaha, dll).
Zaman sekarang, rada susah mencari model pertemanan yang ikhlash untuk mencari ridho Allah. Buktinya, kadang kita lebih takut untuk ngasih tau kesalahan temen kita (kesalahan yang jelas salahnya menurut Al Qur’an dan juga menyalahi sunnah) gara-gara khawatir temen kita sakit hati... Atau, kita tega ngasih tau kesalahan temen kita di depan orang-orang atas alasan rasa sayang, kalo nggak dikasih tau nanti dia tambah salah...
Harusnya, kalo kita ikhlash, kita berani kasih tau temen kita. Apalagi kita tau yang mana yang bener dan mana yang salah. Harusnya kita nggak suka kalo temen kita menyalahi syari’at...
Semoga kita bisa amar ma’ruf nahi munkar everytime, everywhere...
After UAS
Tuesday, January 02, 2007
Quotes yang (Cukup) Bagus...
Apa ruginya "menghabiskan waktu" bersama orang yang mencintai Allah dengan benar???
Allahu A'lam...
